Sungai. Salah satu tempat paling sering “dihajar” masyarakat untuk membuang sampah tanpa berpikir panjang. Tak heran, sengaja Jonas memilih lokasi yang ada sungai beserta sampah berceceran. Sampah-sampah itu pun dibiarkan berada di sungai tersebut agar penonton bisa melihat langsung betapa tidak eloknya perbuatan tangan-tangan manusia itu. Supaya pesan mengenai lingkungan hidup tersampaikan secara baik dan elegan, imajinasi Jonas terbang menuju jaman prasejarah – Ia pun tak tahu alasan memilih masa tersebut, selanjutnya, konsep pertunjukan seni datang begitu saja. Tak dipungkiri, pertunjukan seni kerap disepakati para pelaku seni untuk menyampaikan suatu pesan atau tema kepada masyarakat.
Nama “Human is Alien” bagi Jonas terasa sesuai dengan perilaku-perilaku negatif manusia saat ini dan yang suka mengeksploitasi alam lingkungan. Juga suatu nama yang pas untuk kampanye lingkungan hidup. Mungkin, cerita dalam imajinasi Jonas mengkisahkan manusia yang tampak aneh dan asing oleh makhluk hidup lainnya. Manusia pun merasa menjadi makhluk asing yang tidak mengenal bumi beserta isi-isinya. Yang kemudian, memunculkan “Human is Alien” di kepala Jonas sebagai sebuah nama dan masa di jaman prasejarah awal manusia tiba di bumi.
Tentang Human is Alien
Jonas, Pria kelahiran Malang, pernah hidup 4 tahun di Lombok, kemudian bertahun-tahun menetap di Bali, menganggap sebuah rumah berlokasi di Denpasar, Bali, sebagai ruang kreasi seni yang dinamakan Tukad Abu. Menurutnya, parasit dan anggrek yang tumbuh di pohon belakang rumah, sungai, puluhan bambu, kain polos, pepohonan rindang, serta tenaga listrik berdaya 3000 KWH, dapat diajak bekerjasama dalam kampanye “Human is Alien”. Adalah sebuah pertunjukan seni jiwa-jiwa prasejarah lewat multimedia yang mengabungkan seni visual, musik, tari, dekorasi panggung, dan yoga yang terselubung kampanye lingkungan hidup
Beralih pada konsep lokasinya, pinggir sungai atau pantai, kalau di kota di bawah jembatan karena harus ada struktur atau pohon. Rencananya lokasi akan berpindah-pindah. Human is Alien baru kali pertama diadakan pada tanggal 21 Juni 2015, pertunjukan kedua (24 Juli 2015) lokasi dirahasiakan, private performance with private guest, sorry to say, guys. Pertunjukan selanjutnya akan diadakan di hamparan padang padi, 30 Juli 2015, Peliatan, Ubud, Bali dan melibatkan lebih banyak lagi musisi, penari, dan pelaku seni.
Rencananya juga, Human is Alien akan melangsungkan tur kampanye melalui Crowd Funding Online. Dan menurut bisik-bisik yang beredar, Jakarta akan menjadi lokasi pertunjukan selanjutnya.
Dengan kehadiran Human is Alien, semoga jiwa-jiwa kembali berteman dengan alam semesta
The People Behind of Human is Alien:
Project Director : Jonas Sestakresna
Multimedia Director : Bimo Diwipoalam