Mohon tunggu...
Sari Novita
Sari Novita Mohon Tunggu... Penulis - Imajinasi dan Logika

Akun Kompasiana Pertama yg saya lupa password-nya dan Terverifikasi : http://www.kompasiana.com/sn web: www.sarinovita.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Memoar "Melampaui Mimpi"

1 November 2014   06:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:58 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14147725261920936387

” Di titik terendah, seseorang tak punya pilihan lain, kecuali berjuang untuk menanjak ke atas. Memperbaiki hidupnya sendiri,” – Ginan Koesmayadi,

Adalah salah satu  petikan  dari sebuah buku  memoar seorang bocah yang masa kecilnya dilingkari rasa takut terhadap ayahnya. Ketakutannya itu , kerap membuat dia bermain di luar rumah. Bermain dengan siapa pun yang ditemuinya. Meski, dia tidak berani membantah perkataan ayahnya dan sering diomeli karena pulang telat, dia tetap melakukan aksi tersebut. Bermain di luar rumah dengan tujuan menghindari dari Ayahnya yang cukup keras dan sering memarahinya.

Bocah dalam buku bertajuk “Melampaui Mimpi” ialah  Ginan Koesmayadi. Di buku ini bisa dikatakan proses metamorfosa seorang Ginan yang membagi kisah perjalanannya semenjak dia kanak-kanak, remaja, dan tumbuh menjadi lelaki dewasa. Secara alur halus, Ginan bercerita, perilaku “lari” dari rumah, juga dilakukannya saat remaja. Selain itu, Ginan termasuk anak yang bisa dikatakan tertutup, pemalu, pendiam, tidak percaya diri dan suka tidak nyaman terhadap lingkungan di sekolah. Ginan tahu betul kekurangannya tersebut, tidak heran ketika ditawari teman SMP/SMU menggunakan obat-obatan jenis Benzodiazepine, dia tidak menolaknya. Temannya mengatakan bahwa obat-obatan tersebut bisa membuat Ginan lebih dihargai, percaya diri dan tampil berani. Dan Ginan memang membuktikan kedahsyatan obat-obatan tersebut. Kemudian, dari penggunaan obat-obatan, berlanjut mengkonsumsi napza jenis heroin.

Semakin sering Ginan mengkonsumsi Heroin yang disuntik, dia semakin ketagihan. Sampai Ginan pun tidak bisa mengontrol kecanduannya. Hubungan dengan sang ayah turut berantakan. Kehidupannya  kian tidak terkontrol, bahkan Ginan melakukan aksi kriminal untuk memenuhi kecanduannya itu. Karena Ginan sering sharing mengunakan jarum suntik dengan teman-temannya, dia terjangkit  virus HIV. Hal ini sempat membuat dirinya patah dan tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Ginan juga sempat mendapatkan diskriminasi dari keluarganya.

Dari bagian kisah inilah, cerita kehidupan Ginan makin menjadi-jadi, menarik dan ‘menonjok’. Bagaimana dia mengatasi sifat pemalunya tanpa zat-zat terlarang. Bagaimana hubungan bersama ayahnya menjadi baik. Bagaimana terus berjalan di atas bongkah perih. Bagaimana keringat dapat menyebar pesan. Pembaca akan disuguhi binar-binar kisah yang sebelumnya kosong itu, tanpa merasa sedang digurui.

Rasanya, orang-orang banyak tidak tahu bagaimana perjuangannya di masa lalu hingga kini –   dikenal orang banyak – bahkan pernah diwawancara oleh Andy F. Noya, Host Kick Andy serta muncul di kanal sosok, Koran Kompas, . Kebanyakan dari kita memang tidak mengetahui perjalanan terdahulu kisah orang-orang penuh inspirasi, sukses, tokoh, sebelum membaca riwayat mereka. Kita tidak tahu apa yang dialami ketika mereka terseok-seok, terkapar, dicela, mendapatkan stigma dan diskriminasi, dihina, dan banyak hal lainnya. Kita tidak tahu tumpukan-tumpukan perasaan dan pergolakan mereka saat  berjalan dari titik nol.  Mereka benar-benar merangkak dari ketidakberdayaan. Cara mereka menerima situasi,  kondisi dan pandangan orang lain terhadap diri mereka.  Cara mereka berpasrah. Cara mereka berjalan ke atas langkah demi langkah. Semua cara mereka jalani dengan gaya dan jalan mereka masing-masing. Begitu pula yang tertutur dalam buku Melampaui Mimpi.

Buku memoar ini ditulis oleh Ginan Koesmayadi dan Sundae. Dua perpaduan penulis  yang menghasilkan kumpulan titik-titik inspirasi. Sering, masyarakat umum tidak begitu suka dan bosan membaca buku terkait pecandu narkoba atau penyakit HIV/AIDS, namun buku ini, pembaca akan habis membacanya dari awal sampai akhir kisah. Pembaca akan terus membaca cerita yang mengalir dari seorang Ginan. Barangkali, buku Melampaui Mimpi tersirat maksud dan tujuan agar membuka mata masyarakat mengenai orang yang memiliki penyakit adiksi. Ginan yang suka me-label-kan dirinya “calon almarhum”, mungkin berharap kehadiran buku memoarnya mampu mengikis stigma terhadap HIV/AIDS dan juga membuktikan bahwa orang-orang seperti Ginan dapat mencetak prestasi serta menggapai mimpinya. Dan hal tersebut telah dibuktikan oleh Ginan. Bisa jadi kemunculan buku ini bisa membuktikan bahwa pecandu atau ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bisa hidup bermasyarakat dengan tidak melulu membuat masalah. Tampaknya Ginan juga ingin menyadarkan bahwa semua orang akan mati, tidak hanya pecandu, tidak hanya ODHA, dan tidak hanya dirinya.

Buku Melampaui Mimpi menyajikan kutipan-kutipan pada akhir bab atau ceritanya.  Petikan-petikan indah yang lahir dari jiwa dan pemikiran serta pengalaman Ginan Koesmayadi. Ginan yang merupakan salah satu pendiri tempat rehablitasi Rumah Cemara, Bandung,  berhasil membawa nama Indonesia di tingkat dunia melalui sepak bola. Saat ini, Ginan dan dulur-dulur-nya di Rumah Cemara sedang membangkitkan dan menyebarkan semangat olahraga di bidangBoxing, sekaligus berkampanye selimut “Indonesia tanpa stigma”.

Ginan yang terus maju meraih impiannya. Ginan yang terus mencoba menjadi sahaja dan hangat. Ginan yang penuh inspirasi. Ginan yang tidak pernah mengenal lelah dan kalah. Ginan yang berjalan di hari ini untuk hari-hari mendatang. Maju Terus dan Keep Mamprangg, Ginan!

Saya menegakkan punggung. Beban-beban yang saya bawa tak boleh melumpuhkan saya. Ada banyak hal yang tak dapat saya lihat di depan sana, tetapi mata hati selalu dapat melihat segalanya dengan keyakinan dan intuisi.” - Ginan Koesmayadi.

Terakhir, saya hanya bisa bilang, setiap kata, setiap rasa, setiap peristiwa, setiap kebersamaan dengan seseorang atau kelompok adalah suatu ilmu dan pengetahuan bagi manusia, termasuk saya.

”Hidup memang tidak mudah, tetapi berbagai dimensi rasa yang diberikannya membuat kita yang bersedia menerimanya menjadi kaya,”Ginan Koesmayadi. Karena hidup adalah rasa yang tidak boleh diacuhkan  atau dihindari dan menjadi beku begitu saja.

Terima kasih Ginan Koesmayadi. Senang membaca “Melampaui Mimpi”, setidaknya saya jadi tahu riwayat si pemilik kedua kaki yang gemilang itu.

Judul Buku          : Melampaui Mimpi

Penulis                : Ginan Koesmayadi dan Sundea

Editor                  : Alit Tisna Palupi

Proofreader        : Jumali Ariadinata & Ani Wahyuni Alaine

Penata letak       : Fajrin Salassa

Penyelaras tata letak : Gita Ramayudha

Desain Cover      : Panca DZ & Levina Lesmana

Penerbit              : GagasMedia

Cetakan              : Pertama, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun