Menurut Max Weber (1947) dan Richard Scott (1964) dalam bukunya, mengatakan bahwa organisasi merupakan suatu hubungan antar individu secara keseluruhan yang dilakukan dalam rangka menentukkan atau menetapkan suatu tujuan yang lebih spesifik di lengkapi dengan adanya pemimpin serta adanya beberapa staff administrasi.
Menurut Riva'i dalam bukunya bahwa administrasi dapat diartikan keseluruhan proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia  dan yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk mencapai bersama suatu tujuan secar efektif dan efisien.
Organisasi dan administrasi merupakan hal yang tidak terpisahkan. Dalam organisasi yang baik, tentu akan ditemukan sederetan administrasi yang baik pula. Dalam administrasi yang baik, secara tidak langsung akan menjadikan kegiatan organisasi menjadi semakin baik.Â
Jika ditinjau dari asal bahasanya, organisasi yang berarti alat atau sarana dan administrasi dalam arti luas yang berarti keseluruhan proses yang melibatkan seluruh aspek bidang maupun manusianya, maka dapat dipahami semakin baik administrasinya, semakin baik proses pelaksanaanya, tentu secara integral akan membuat organisasi sebagai alat, mencapai tujuan bersama itu semakin baik.
- Sehingga dapat disimpulkan pengertian organisasi bimbingan dan konseling adalah sebuah alat atau sarana untuk mengembangkan doro siswa secara mandiri dengan memberikan bantuan, pengarahan, Â pengajaran, dan yang sejenisnya untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyelesaikan masalahnya.
- Selanjutnya, administrasi bimbingan dan konseling pun dapat dipahami sebagai keseluruhan proses yang terkait dengan tercapainya tujuan pengembangan diri siswa secara mandiri dan penyelesaian masalah siswa secara mandiri pula. Termasuk dalam administrasi ini, adalah ketatausahaan organisasi bimbingan dan konseling yang tidak jauh berbeda dengan administrasi pendidikan maupun pembelajaran secara umum bagi guru.
Secara organisasinya, bimbingan dan konseling haruslah dilakukan oleh seorang yang memang menguasai bimbingan dan konseling itu sebagai profesi. Dalam administrasinya, bimbingan dan konseling mencakup perencanaan sebagaimana guru pada umumnya, kemudian pelaksanaannya sesuai perencanaan, dan evaluasi.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Chiles & Eiken diatas bahwa konselor haruslah multidimensional, maka bukan hanya ruang lingkup luar sekolah saja yang harus multidimensional, akan tetapi dalam ruang lingkup dalam sekolah sekalipun, alangkah baiknya konselor memang memiliki kemampuan untuk bekerjasama bukan hanya dengan guru, melainkan juga dengan siswa, orangtua siswa, dan masyarakat secara luas.
Setelah pembahasan tentang bimbingan dan konseling disimpulkan sebagaimana disebut diatas, maka peran bimbingan dan konseling menjadi penting sebagai perannya untuk memberikan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan diri, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sebagai organisasi dan administrasinya, bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling sebenarnya tetap bisa dilakukan dengan atau tanpa organisasi BK.
Sampai disini dapatlah sedikit dipahami bahwa, disatu sisi bimbingan dan konseling memang sangat diperlukan keberadaannya di sebuah sekolah sebagai peran dan fungsinya. Namun di sisi lain, sebagai organisasinya, bimbingan dan konseling tidak begitu penting, sebab tugas untuk memberikan bimbingan dan konseling sebenarnya melekat kepada seluruh pendidik yang ada di sekolah tersebut.
- Adapun asas-asas organisasi bimbingan di sekolah yaitu:
- Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan upaya pendidikan di sekolah.
- Tujuan program bimbingan harus jelas dan serasi dengan tujuan keseluruhan program.
- Kepala sekolah memegang tanggung jawab dan kepemimpinan untuk pengembangan dan kelancaran pelaksanaan program bimbingan.
- Bimbingan memerlukan pengertian dan kerjasama yang erat dari seluruh staf sekolah. Organisasi tatalaksana sekolah harus dapat menjamin terciptanya pengertian dan kerjasama.
- Organisasi bimbingan harus bersifat luwes dan disesuiakan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan setempat.
- Organisasi bimbingan di sekolah hendaknya sesederhana mungkin.
- Bimbingan mempunyai tugas-tugas yang khusus. Program bimbingan di sekolah hendaknya tidak mengambil alih tugas-tugas bagian lain dari program sekolah (contohnya bagian pengajaran, bagian tata tertib).
- Pelaksanaan tugas bimbingan harus di tangan petugas-petugas yang memenuhi syarat kewenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H