Mohon tunggu...
Dela Lutfi
Dela Lutfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terapi Moral di Pesantren

18 Oktober 2017   19:22 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:29 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Mengapa saya harus mondok di Pesantren? Pesantren adalah tempat terbaik untuk membentuk karakter siswa. Semuanya dilakukan untuk memiliki keyakinan kuat, perilaku baik dan kecerdasan yang baik. Pesantren merupakan lembaga yang didirikan sebagai media pengabdian kepada Allah untuk menjunjung tinggi agama-Nya. Pesantren adalah pilihan terbaik dalam mencari ilmu, meningkatkan moral dan memahami makna kebersamaan. Di sini, pesnatren melakukan pengelolaan secara intens dalam rangka membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Allah dan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad berpedoman pada Al-Qur'an dan Hadis, serta mengikuti jejak langkah ulama salaf saleh, guna membangun peradaban Islam yang tinggi.

               Hanya pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama secara total dan integral, baik secara teori, praktik, dan etikanya, sehingga orang yang mempelajarinya dapat menerapkan ajaran-ajaran Islam secara utuh, dalam segenap aspek sosial-kehidupan yang dijalani. Ajaran Islam yang syamil(komprehensif dan universal), dengan demikian dapat diterapkan di setiap bidang kehidupan umat manusia, sehingga benar-benar menebarkan rahmat bagi alam semesta.

               Pesantren memiliki sekian banyak keunikan yang hampir menjadi misteri. Sulit dirumuskan menjadi teori. Menyimpan sekian banyak rahasia yang membuatnya menjadi satu-satunya pola pendidikan agama yang berhasil melahirkan ulama-ulama hebat di sepanjang sejarah perkembangan Islam di Nusantara.

               Pendidikan pesantren dikelola tanpa standar teknis dan manajemen yang baku. Jika ada seratus pesantren, berarti juga ada seratus bentuk, seratus kurikulum dan seratus-seratus lainnya. Namun dari keragaman yang sangat kaya itu, pesantren memiliki prinsip yang sama dalam menghelat pendidikan keagamaan. Semua pesantren memegang tiga prinsip pokok, yaitu ilmu, amal dan ikhlas. Tiga pokok lainnya; iman, islam dan ihsan, atau dalam bahasa lain: akidah, syariah dan akhlak.

               Belajar agama jelas tidak bisa disamakan dengan belajar fisika atau matematika. Sebab agama bukan sekadar ilmu pengetahuan, atau informasi-informasi yang bisa didapat dengan cara yang instan dan otodidak. Belajar agama membutuhkan keyakinan yang kuat, riyadhah, kebersihan hati dan tata krama yang luhur. Jika tidak, maka yang didapat bisa saja hanyalah sesuatu yang palsu.

               Mencari pengetahuan di pesantren itu pilihan terbaik karena tidak hanya belajar soal pelajaran formal tapi juga pelajaran agama. Seperti kita, bacalah Al-qur'an, fiqh, tasawuf, dll. Ini seperti pepatah Muhammad bin Sirin "Ilmu pengetahuan adalah bagian dari agama, jadi pertimbangkan baik darimana anda belajar agama?". Hidup barokah menjadi pedoman penting yang bisa dipegang murid. Seringkali kita dapatkan, jika tidak mendapatkan pengetahuan tentang barokah Kyai yang kita miliki bisa sia-sia.

               Sistem pendidikan pesantren sangat memperhatikan pendidikan bermoral dan beretika. Seperti kita, tawadu 'untuk guru, selalu hidup sederhana (tirakat), tetap istiqomah, selalu tulus dan peduli terhadap orang lain, belajar bagaimana menjadi teman dengan moral yang baik seperti selalu menunjukkan wajah ceria, memberi kedamaian, membantu orang lemah, mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang selalu membantu kita.

               Kebersamaan membawa kita pada banyak hal, dalam kebersamaan kita diajarkan untuk saling berbagi, saling melengkapi, saling mengingatkan, saling bertengkar saat kita lemah, menenangkan saat kita depresi dan belajar bagaimana kita tulus dibenarkan saat orang-orang membutuhkan. Jadi, kita akan menyadari bahwa kebersamaan memainkan peran penting untuk mencapai tujuan bersama. Seperti di pesantren apapun dilakukan bersama, sholat di masjid, belajar di kelas, belajar malam, antri mandi, dan lainnya. Semua itu tidak terasa karena kita bersama.

               Jadi, di pesantren kita bisa belajar banyak pelajaran hidup dan dengan semua itu kita bisa memanfaatkan perubahan hidup kita dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun