Pada penelitian Ketut Gede Mudiarta, menjelaskan bahwa perkembangan sosiologi ekonomi dipengaruhi oleh kecenderungan para sosiolog untuk memperluas cakupan penelitiannya ke bidang-bidang yang biasa dipelajari para ekonom. metode sosiologi untuk mempelajari fenomena ekonomi yang berfokus pada elemen penciptaan, transfer, pertukaran, dan penggunaan barang dan jasa yang mempengaruhi seberapa sejahtera suatu masyarakat.
Menyikapi berbagai permasalahan sosial dan ekonomi di masyarakat, baik di negara maju maupun berkembang yang berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan, kontribusi subbidang sosiologi ekonomi berkembang pesat. Menelaah institusi, struktur, dan kebijakan sistem perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masih menjadi bidang studi utama dalam penelitian sosiologi ekonomi di Indonesia sepanjang perkembangannya. Sistem perekonomian nasional yang dimaksud berpegang teguh pada asas UUD 1945 dan mempunyai tiga ciri:
(1) APBN dipergunakan seluas-luasnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; (2) terciptanya kesempatan kerja penuh; dan (3) sistem ekonomi berbasis keluarga yang menolak liberalisme perjuangan bebas di era globalisasi. (4) Bagaimana prinsip-prinsip panduan negara kesejahteraan berhubungan dengan kondisi perekonomian global saat ini. Indikator pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut menunjukkan seberapa baik model negara kesejahteraan telah berjalan di negara tersebut. Pembangunan yang “adil”, yang telah menjadi isu krusial dalam perjuangan melawan ketidakadilan sosial di negara-negara kesejahteraan atau negara-negara sosial demokrat, adalah contohnya.
Bahkan, upaya memperkuat sinergi peran dan hubungan antara negara (pemerintah), dunia usaha (swasta), dan masyarakat seiring dengan isu kesenjangan sosial yang semakin mendapat perhatian dalam implementasi kebijakan pembangunan di semua sektor. Ketika mempertimbangkan teori tentang bagaimana struktur sosio-ekonomi masyarakat kontemporer kita telah berkembang, topik ini sering kali menjadi perhatian.
Dalam penelitian Urbanus dan Febiana, menjelaskan bahwa prinsip dasar ekonomi integrasi adalah bahwa rasionalitas ekonomi tertanam secara sosial (oleh karena itu disebut "keterikatan sosial") dan bukan sekadar bersifat personal dan individualistis. Mereka berbagi konsep dengan tiga filsuf penting: Granovetter, Callon, dan ekonomi keterlekatan.
Status kalkulatif (yaitu rasionalitas) perilaku ekonomi berdasarkan fakta ini, menurut Callon, paling baik dijelaskan oleh jaringan sosial, atau lebih khusus lagi gagasan keterlekatan seperti yang dikemukakan Polanyi dan kemudian ditafsirkan ulang oleh Granovetter. Memilih dengan bijak tidak pernah menjadi jaminan, bahkan di masa depan. Sudut pandang ini menolak gagasan bahwa penilaian dan perilaku seorang individu hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan individu tersebut. Hal ini menyoroti saling ketergantungan sistem dan hubungan sosial dan ekonomi. Karl Popper berpendapat bahwa tugas institusi adalah memberikan pembenaran atas perilaku masyarakat. Pandangan alternatif psikologi yang diberikan oleh institusionalisme, menurut Mauer (2012), adalah psikoanalisis. Mengapa? Karena hubungan dan struktur sosial mempengaruhi, mengarahkan, atau mengatur bagaimana orang berperilaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI