Mohon tunggu...
Luh Nyoman Dela Ananda Yunita
Luh Nyoman Dela Ananda Yunita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Udayana University

Communication Science Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Konflik Berkepanjangan yang Tiada Henti, Siapakah yang Memulai?

27 Oktober 2023   01:59 Diperbarui: 27 Oktober 2023   01:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Israel dan Palestina tidak kunjung berhenti untuk berperang. Seperti perang yang mungkin kita sudah ketahui yang terjadi pada tanggal 7 Oktober, dimana Hamas menyerang Israel dan dimana negara yahudi tersebut membalasnya dengan serangan udara. 

Dalam serangan tersebut banyak orang dari Israel yang terluka bahkan hingga tewas dengan sedikitnya 1.400 orang dan sebanyak 203 tentara, warga sipil, perempuan bahkan sampai anak-anak yang dibawa ke Gaza sebagai sandera menurut catatan militer Israel. Namun juga disisi Palestina dimana sedikitnya 5.000 orang yang tewas dan 14.000 lebih orang yang terluka akibat serangan udara dari negara yahudi seperti yang dikatakan Kementrian Kesehatan Palestina pada hari minggu. Kementrian juga mengatakan bahwa sebanyak 93 orang tewas akibat kekerasan dan serangan oleh Israel di wilayah lain palestina.

 

Namun perang yang kian tidak ada ujungnya ini, membuat kita semua bertanya-tanya. Siapakah yang memulai semua ini? apa alasan mereka memulai perang ini? dan apakah ada alasan yang baik untuk membenarkan perilaku mereka?

Pada dasarnya Konflik Israel dan Palestina ini bukanlah konflik dua sisi yang sederhana, Seolah-olah orang Yahudi yang berada di Israel ataupun orang-orang di Israel memiliki pandangan yang sama dan bahwa semua orang dari palestina berpandangan sebaliknya. Pasti di kedua komunitas-komunitas tersebut terdapat orang yang ingin menyingkirkan teritorial dari satu sama lain. Pada masa itu, masa pemerintahan inggris mereka secara intensif melucuti senjata milik Palestina, namun di satu sisi lain pemerintahan Inggris menutup mata kepada pihak Israel, memberikan senjata secara diam-diam kepada Israel, bahkan sampai melatih mereka dan membuat pasukan tentara bersenjati api sebanyak 70.000 orang pada pecahnya perang tahun 1948. Tiga kali lipat lebih banyak dari tentara arab yang mengikuti perang pada tahun 1948.

Seperti yang kita ketahui Palestina memiliki sejarah yang cukup panjang sejak kerajaan romawi berkuasa. Sekitar tahun 1517- 1917 Ottoman Empire Turki menguasai seluruh Arab termasuk wilayah yang saat ini disebut Lebanon, Syria, Palestina. Namun selama perang dunia I yang terjadi tahun 1914-1918 Turki menjadi bagian dari sekutu Jerman. Pada tahun 1916 Jerman dan Turki kalah dan kekuasaan Ottoman dilimpahkan kepada Inggris (British Mandate) dan Perancis (France Mandate) dibawah perjanjian Sykes-Picot Agreement yang membagi Arab menjadi beberapa bagian. Bagian yang sekarang dikenal dengan sebutan Lebanon dan Syria adalah milik kekuasaan Perancis (France Mandate) dan yang sekarang dikenal dengan sebutan Pakistan dan Irak menjadi milik kekuasaan Inggris (British Mandate).

Setelah perang usai, Arab meminta wilayah yang dulunya dikuasai Turki, termasuk Palestina menjadi bagian arab sepenuhnya dan bangsa Yahudi meminta janji yang telah dibuat oleh Inggris untuk memberikan seluruh Palestina kepada bangsa yahudi. Janji tersebut dibuat pada tanggal 2 Oktober 1917, dimana Inggris mengatakan akan memberikan 2 wilayah disebelah timur sungai Jordan menjadi milik Bangsa Yahudi Palestina dan sebelah barat sungai Jordan menjadi milik Arab Palestina jika mereka membantu Inggris untuk mengalahkan Jerman dan Turki saat Perang. 

Setelah diberikannya bagian wilayah tersebut, Bangsa Yahudi merasa sedikit kecewa dikarenakan mereka hanya diberikan 23% dari wilayah yang telah dijanjikan oleh Inggris, Namun walaupun Arab mendapatkan wilayah yang lebih banyak mereka tidak terima karena mereka dijanjikan seluruh wilayah palestina dan meginginkan seluruh kekuasaan Palestina menjadi Arab saja.

Sejak dikeluarkan nya deklarasi balfour terus-terusan menyerang dan mengintimidasi bangsa yahudi. Bangsa Yahudi yang hanya mendapat sebagian kecil dari Palestina hanya bisa mempertahankan diri dan sampai membentuk pasukan yang disebut dengan sebutan Hagnah dan Irgun. Tugas mereka adalah untuk menjaga bangsa Yahudi dari serangan terutama dari Fedeyen (Pasukan bunuh diri dari Arab Palestina)

Tahun 1920, tahun dimana situasi mulai memanas yang dikarenakan orang-orang yahudi dari seluruh bagian dunia berimigrasi ke Palestina dan pada 14 Mei 1948 bangsa Yahudi memproklamirkan Negara Israel di Palestina. Hal tersebut tentu saja membuat Arab menjadi marah besar dan bersekutu untuk menyerang dan merebut Palestina dari mereka. Perang pun terjadi dari 15 Mei 1948 hingga 10 Maret 1949 dan Israel menang. WIlayah Israel pun bertambah dari sebelumnya yang telah diberikan oleh PBB. Dan dari sana lah perang-perang tersebut terus terjadi, pada dasarnya perang adalah sengketa antara negara-negara dengan angkatan perangnya masing-masing dan warga-warga yang bukan termasuk angkatan perang ikut serta dalam saling bermusuhan dengan negara lain secara langsung maupun tidak langsung.

Namun siapakah yang pantas disalahkan? Sudah jelas bahwa Inggris lah yang memulai hal ini dengan memberikan janji-janji yang tidak bisa mereka tepati dan mereka sendiri juga tidak sama sekali mau meluruskan ataupun meleraikan hal yang telah mereka buat, karena mereka takut akan kata-kata orang nanti. Inggris dikenal dengan negara yang suka mencuri artefak dan menjajah banyak negara lain yang sampai sekarang mungkin masih dalam naungan mereka. Apa kata negara-negara itu nanti jikalau inggris bertindak baik? bukan kah mereka melakukan hal yang sama juga terhadap negara tersebut?

Namun tidak sepenuhnya salah Inggris, dan tidak sepenuhnya salah Arab ataupun Bangsa Yahudi. Inggris dengan janji-janji manisnya, Arab dengan keserakahan mereka dan Israel yang tidak berhenti membalaskan dendamnya kepada Arab Palestina (Palestina). Karena sama-sama memiliki keinginan untuk menang dan keserakahan di dalam masing-masing negara, perang sengit ini terus berlanjut dan memakan banyak korban tanpa ada tanda-tanda akan damai atau berhenti dari kedua belah pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun