Ghandur menegaskan tidak ada minimal order, tidak ada biaya sewa. Semua fasilitas sudah kita sediakan seperti, ac, sound, mic, free wifi, akses listrik yang kalian duduk di mana pun terdapat akses listrik baik di luar, di dalam, di belakang maupun di atas. Kalau fasilitas di atas kita sediakan papan tulis, alat tulis,infocus dan yang paling penting itu semua harus dijaga kebersihannya.Â
Dalam kesempatan sama, Yogi Handika Direktur Utama Bookstore Gerak Gerik menambahkan bahwa kita memiliki visi bagaimana ruang – ruang titik temu bisa menjadi rumah sendiri, jadi customer merasa nyaman dengan fasilitas yang ada. Setiap sudut gerak – gerik dihiasi aksesoris - aksesoris, pajangan yang punya visinya masing - masing, kita punya tema tematik,  aktivis perempuan dari sastra, ada tokoh - tokoh penggerak perokok dan catatan buku yang sumbernya ternyata membuat tokoh - tokoh terdahulu bertransformasi, owh ternyata Indonesia dibentuk dari pemikiran - pemikiran dan buku inilah memengaruhi pemikiran - pemikiran para tokoh di Indonesia dan sejarah - sejarah yang memengaruhi Indonesia.Â
Yogi menjelaskan alasan penggabungan antara café & bookstore karena latar belakang awal gerak – gerik itu adalah toko buku tetapi kita menyadari bahwa untuk retail buku itu akan sedikit, peminatnya juga berkurang, dan makin banyak toko buku yang mulai tutup maka kita harus berpikir. Inovasi tidak hanya menyesuaikan customer tetapi juga menyesuaikan fondasi – fondasi bisnis. Dengan kita menggabungkan antara café dan buku, kita harap bahwa dia itu saling mendukung, cafénya mendukung buku dan bukunya mendukung café.
Gerak – Gerik mampu menciptakan ruang produktif bagi pengunjungnya karena visi kita tidak hanya berkaitan dengan bisnis saja, tetapi mendukung setiap fasilitas yang ada, contohya seperti ini, Alhamdulliah banyak sekali komunitas – komunitas yang mengadakan kegiatan di sini dan kami selalu berusaha memfasilitasi, ntah itu berkaitan dengan buku, seminar atau menitipkan bisnis di sini, kita bisa berkolaborasi, dan kita open minded dengan itu dalam bentuk makanan, minuman, atau dalam bentuk program kita sangat open minded kita terbuka saat semua orang yang mau berkontribusi dengan gerak – gerik, kata Yogi.
Iffa pengunjung café pada saat itu sependapat dengan Yogi, bahwa alasannya mengunjungi café tersebut karena ingin menyelesaikan pekerjaan kantornya, terdapat beberapa fasilitas yang membuat saya menjadi produktif seperti; ruang salat, toilet, wifi yang lancar sehingga saya bisa menyelesaikan pekerjaannya tanpa meninggalkan ibadah.
Saya merasakan kehangatan seperti di rumah karena terdapat detail khusus seperti bangunan dari café ini berbentuk rumah, tidak seperti café atau bookstore pada umumnya yang dibangun  seperti ruko sehingga saya merasakan seperti di rumah sendiri, kata Iffa.
Penulis: Dela Varisa, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H