Mohon tunggu...
DEKY WAKER
DEKY WAKER Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Magister UKSW/Administrasi Pendidikan

Pendidikan/ Olaraga/ Media/ Ekonomi/ Literasi/ Politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggali Sejarah Perjuangan Papua Barat pada 1 Desember 1961

1 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:38 5830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
selamat memperingati/suber IPMAP SALATIA

Pada 1 Desember 1961, sejarah penting tercatat dalam perjuangan Papua Barat. Pada hari itu, bendera "Morning Star" pertama kali dikibarkan di Kota Hollandia (sekarang Jayapura), menandai simbol perjuangan kemerdekaan Papua Barat dari penjajahan Belanda. Meskipun saat itu Papua Barat masih berada di bawah kontrol kolonial Belanda, momentum tersebut menjadi titik awal dari pergerakan kemerdekaan yang terus berlanjut hingga hari ini. 

Latar Belakang Sejarah

Sejarah Papua Barat sebagai wilayah yang terpisah dari Indonesia dimulai sejak abad ke-19, ketika Belanda menguasai wilayah tersebut. Selama berabad-abad, Papua Barat tetap berada di bawah kendali kolonial Belanda, sementara wilayah Indonesia lainnya telah merdeka sejak tahun 1945. Ketika Indonesia berhasil memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Belanda, Papua Barat tetap berada di bawah pengaruh kolonial Belanda hingga awal 1960-an. Di tengah ketegangan politik dan perjuangan nasionalisme Indonesia, rakyat Papua Barat mulai memunculkan cita-cita kemerdekaannya sendiri.

Pada 1 Desember 1961, saat Papua Barat masih berada di bawah kekuasaan Belanda, Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda memutuskan bahwa Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas wilayah Indonesia, namun tidak termasuk Papua Barat. Rakyat Papua Barat, yang menginginkan kemerdekaan penuh, merasakan ketidakadilan ini dan mulai bergerak untuk memperjuangkan hak mereka.

Bendera "Morning Star" dan Maknanya

Hari 1 Desember 1961 menjadi titik penting ketika Papua Barat memproklamasikan simbol perjuangan mereka melalui pengibaran bendera "Morning Star." Bendera ini menjadi simbol kemerdekaan yang sangat dihormati oleh sebagian besar masyarakat Papua Barat. Pengibaran bendera tersebut dilakukan oleh pemerintah sementara Papua Barat yang dibentuk oleh Belanda sebelum menyerahkan wilayah tersebut kepada Indonesia.

Bendera "Morning Star" memiliki desain yang mencolok dengan latar merah dan putih, dihiasi dengan bintang lima di tengahnya. Bendera ini menjadi simbol dari harapan akan kemerdekaan, kebebasan, dan pengakuan hak-hak dasar bagi masyarakat Papua. Meskipun pengibaran bendera ini tidak diterima oleh Indonesia yang saat itu sudah menganggap Papua sebagai bagian dari wilayahnya, bendera Morning Star tetap menjadi simbol perlawanan yang terus diperjuangkan oleh banyak orang di Papua Barat hingga saat ini.

Proses Peralihan dan Perjuangan yang Berlanjut

Setelah pengibaran bendera "Morning Star", ketegangan antara Belanda, Indonesia, dan rakyat Papua Barat semakin meningkat. Pada 1962, Perjanjian New York ditandatangani yang mengatur penyerahan Papua Barat dari Belanda ke Indonesia. Perjanjian ini menimbulkan kontroversi, karena rakyat Papua Barat tidak dilibatkan secara langsung dalam proses tersebut. Pada 1969, Indonesia mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), yang memungkinkan sebagian besar warga Papua untuk memilih bergabung dengan Indonesia melalui referendum. Namun, banyak yang berpendapat bahwa Pepera tidak dilakukan secara bebas dan adil, dan hasilnya dianggap tidak mencerminkan aspirasi rakyat Papua.

Sejak saat itu, perjuangan kemerdekaan Papua Barat terus berlanjut meskipun menghadapi banyak tantangan. Meskipun Papua Barat resmi menjadi bagian dari Indonesia, aspirasi kemerdekaan tetap hidup dalam diri banyak orang Papua. Gerakan-gerakan kemerdekaan yang menuntut pengakuan atas hak-hak politik, budaya, dan sosial masyarakat Papua terus berlanjut.

Relevansi 1 Desember di Masa Kini

Tanggal 1 Desember tidak hanya menjadi simbol dari sejarah perjuangan Papua Barat, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya hak untuk menentukan nasib sendiri. Masyarakat Papua Barat, melalui pengibaran bendera "Morning Star," menyuarakan keinginan mereka untuk merdeka dan hidup sesuai dengan identitas budaya dan sosial mereka. Meskipun saat ini Papua Barat tetap menjadi bagian dari Indonesia, harapan dan semangat perjuangan kemerdekaan tetap hidup dalam hati banyak orang Papua.

Di sisi lain, 1 Desember juga mengajak kita untuk berpikir tentang bagaimana seharusnya hak-hak masyarakat Papua dihargai. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa keberagaman dan hak-hak rakyat Papua perlu dihormati, dan dialog yang konstruktif harus terus dilakukan untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak.

Kesimpulan

Menggali sejarah perjuangan Papua Barat pada 1 Desember 1961 mengungkapkan lebih dari sekadar simbol pengibaran bendera. Ini adalah titik balik dalam perjalanan panjang masyarakat Papua untuk memperoleh pengakuan atas kemerdekaan dan hak-hak mereka. Meskipun sejarah telah membawa Papua Barat ke dalam kerangka negara Indonesia, perjuangan masyarakat Papua untuk mempertahankan identitas dan hak-hak mereka terus berlanjut. Hari 1 Desember tetap menjadi momen refleksi bagi banyak orang, baik di Papua maupun di seluruh dunia, mengenai pentingnya kebebasan, keadilan, dan hak untuk menentukan nasib sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun