Mohon tunggu...
I Kadek Susila Yudayana
I Kadek Susila Yudayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

kuliah di UNDIKSHA Fakultas Teknik dan Kejuruan Prodi Pendidikan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaben Orang Menyebutkan Itu Sangat Boros Apakah Perlu Dilakukan?

16 Juli 2024   13:20 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Pengumpulan Abu:

   Setelah pembakaran selesai, abu jenazah dikumpulkan dan ditempatkan dalam tempayan atau wadah khusus. Abu ini kemudian dibuang ke laut atau sungai, yang dianggap sebagai cara untuk mengembalikan roh ke alam semesta.

 Simbolisme dalam Ngaben Ngaben kaya akan simbolisme yang mencerminkan filosofi Hindu Bali tentang kehidupan, kematian, dan reinkarnasi. Pembakaran jenazah melambangkan pelepasan ikatan duniawi dan pemurnian roh. Prosesi yang meriah menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang keluarga terhadap mendiang, serta keyakinan akan kelanjutan hidup setelah kematian.

Pentingnya Ngaben dalam Masyarakat Bali Ngaben bukan hanya ritual agama, tetapi juga menjadi bagian integral dari budaya dan kehidupan sosial masyarakat Bali. 

Upacara ini memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, serta melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam persiapan dan pelaksanaannya. Selain itu, Ngaben juga merupakan momen refleksi bagi masyarakat Bali untuk merenungkan makna kehidupan dan kematian. Ngaben adalah salah satu wujud kekayaan budaya Bali yang mencerminkan kedalaman spiritual dan filosofi hidup masyarakatnya. 

Melalui upacara ini, orang Bali menyatakan keyakinan mereka akan siklus kehidupan dan reinkarnasi, serta menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang kepada leluhur mereka. Ngaben adalah simbol penghormatan terakhir yang penuh makna, dan menjadi warisan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus Bali.

Ngaben adalah sebuah ritual penuh simbolisme yang tidak hanya sekadar prosesi pembakaran jenazah, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Dalam upacara ini, keluarga almarhum akan membangun sebuah menara atau wadah yang dihias dengan sangat indah dan megah untuk mengantarkan jenazah menuju tempat kremasi. Jenazah yang telah dibalut dengan kain putih akan ditempatkan di dalam wadah tersebut, kemudian diarak dengan penuh khidmat dan penghormatan menuju tempat pembakaran.

Ritual ini melibatkan banyak tahapan dan elemen yang sarat makna, termasuk doa-doa suci, mantra-mantra yang diucapkan oleh pendeta, tarian-tarian sakral yang menggambarkan perjalanan roh, serta berbagai persembahan berupa bunga, buah, dan makanan. Semua elemen ini memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk membantu roh yang meninggal mencapai moksa, yang merupakan pembebasan dari siklus reinkarnasi dan mencapai kesatuan dengan Sang Pencipta. 

Upacara Ngaben ini juga menjadi momen bagi keluarga yang ditinggalkan untuk memberikan penghormatan terakhir dan menunjukkan kasih sayang mereka kepada almarhum, serta untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan komunitas melalui kebersamaan dalam melaksanakan ritual yang sakral ini.

Kontroversi: Antara Tradisi dan Modernisasi dalam Upacara Ngaben di Bali Upacara ngaben, yang merupakan ritual pembakaran jenazah dalam budaya Bali, memegang peran penting sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada leluhur. Namun, di balik kemegahan dan kesakralan upacara ini, terdapat kontroversi yang mencuat terkait biaya yang sangat besar dan dampaknya terhadap masyarakat Bali.

 Biaya yang Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun