Mohon tunggu...
DEKO WISNAWILANTARA
DEKO WISNAWILANTARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

PENDIDIKAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SDM INSANI 1(Konsep Manajerial)

17 Juli 2024   18:37 Diperbarui: 17 Juli 2024   18:37 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fatihgazi.id/lembaga-pendidikan-islam-tertua-di-indonesia/

Perkembangan manajemen muncul di awal terbentuknya negara industri pada pertengahan kedua abad ke-19. Menurut pandangan kaum intelektual, manajemen lahir sebagai tuntutan perlunya pengaturan hubungan antara individu dalam suatu masyarakat (Sinn, 2008 : 27). Dalam dunia industri, pelaku ekonomi merasa perlu adanya pemikiran manajemen guna menjalankan bisnisnya. Pemikiran manajemen digunakan untuk mengatur kegiatan produksi, kegiatan pemasaran barang, dan menjaga hubungan baik antara produsen dan karyawan. Dengan manajemen memungkinkan untuk melakukan inovasi, mengembangkan fasilitas dan teknik kegiatan produksi dalam dunia industri. Dalam rangka mencapai tujuan, faktor manusialah yang menjadi kunci keberhasilan di dalam sebuah manajemen organisasi. Jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi atau perusahaan tersebut tidak akan mencapai tujuan yang maksimal (Gomes, 2003 : 6).

Agama Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia mewarnai seluruh aspek kehidupan pemeluknya, termasuk kehidupan ekonomi. Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengelolaan seluruh resouces yang ada di muka bumi, karena seluruh ciptaan Allah di muka bumi untuk kemaslahatan umat manusia. Oleh karena itu sumber daya alam ini harus dikelola dengan benar karena merupakan amanah yang akan diminta pertanggungjawaban kelak. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh sumber daya manusia yang profesional. Hal inilah emudian melahirkan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Ilmu manajemen sebagai ilmu yang tidak bebas nilai sangat dipengaruhi oleh para ahli yang mengembangkannya. Begitu juga MSDM dalam Islam memiliki dasar yang kuat untuk menerapkan syariat atau tuntunan Islam dalam pengelolaan SDM. Manajemen SDM dalam Islam dikenal dengan nama Manajemen Sumber Daya Insani (MSDI). Kata insan dan manusia sebenarnya memiliki arti yang sama. Kata insan mngingatkan bawah dalam Islam dikenal adanya konsep insan kamil. Insan kamil adalah mukmin yang dalam dirinya terdapat kekuatan wawasan, perbuatan dan kebijaksanaan yang merupakan gambaran pribadi Rasulullah SAW.

Tulisan ini akan membahas mengenai bagaimana manajemen sumber daya Insani dalam Islam sesuai dengan tuntutan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Potensi sumberdaya manusia sangat penting dalam mengelola suatu organisasi/perusahaan. Bagaimana pun bagusnya sebuah sistem, tidak akan berarti apa- apa jika tidak dijalankan oleh sumber daya manusia. Kajian tentang sumber daya insani akan dimulai dari manusia yang sengaja diciptakan Allah SWT dengan sebaik-baik bentuk. Manusia dibekali potensi akal, nafsu, jiwa dan jasmani. Dengan potensi ini manusia diberikan kebebasan untuk menentukan jalan yang dipilihnya namun apapun pilihannya manusia harus mempertanggung jawabkannya. Ada dua tugas yang diamanahkan Allah kepada manusia yaitu menjadi abdullah dan khalifah yang bertugas memakmurkan bumi dan mengelola alam semesta. Dalam rangka mengelola alam ini, manusia sebagai subjek dalam kehidupan menjadi sumber daya penggerak suatu proses produksi harus mempunyai karakteristik atau sifat-sifat mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai teladan bagi pembentukan karakter yang baik bagi sumber daya insani. Hal ini menjadi dasar dalam setiap aktivitas ekonomi dan menjadi sikap dasar manusiawi (fundamental human ethics) yang mendukung keberhasilan. Adapun karakteristik atau sifat-sifat mulia itu adalah Shiddiq (benar dan jujur), Amanah (jujur/terpercaya, bertanggung jawab), Fathanah (cerdas) dan Tabligh (transparan). Karakteristik ini akan melahirkan sumber daya insani yang kafa’ah (profesional), amanah (terpercaya) dan himmatul amal (motivasi kerja).

Daya Manusia (MSDM).

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Hasibuan, 2005 :10). Manajemen sumber daya manusia juga diartikan penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi (Handoko, 2001 : 4). Manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial yang perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan (Suripto, 2012 : 239). Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga dapat mempermudah mencapai suatu tujuan bersama.

Tujuan MSDM berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya secara efektif sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi organisasi. MSDM merupakan bagian dari manajemen yang memfokuskan pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi manajerial, operasional dan peran serta kedudukan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi secara terpadu (Gomes, 2003 : 3).

Orientasi dan Penempatan

Salah satu teknik yang sangat lumrah digunakan untuk mencoba mengurangi jumlah pegawai baru yang meminta berhenti adalah dengan menyelenggarakan program pengenalan, yang juga dikenal luas sebagai program orientasi. Ada dua jenis orientasi, yaitu orientasi unit kerja dan orientasi organisasi. Orientasi unit kerja memperkenalkan karyawan dengan sasaran-sasaran dari unit kerja, menjelaskan bagaimana pekerjaannya berkontribusi pada pencapaian sasaran unit kerja, dan meliputi pengenalan karyawan baru tersebut dengan rekan kerjanya. Sedangkan orientasi organisasi menginformasikan karyawan baru tentang sasaran perusahaan, riwayatnya, filosofinya, prosedurnya, dan peraturannya (Robbins dan Coulter, 2010 : 275). Adapun penempatan karyawan baru merupakan serah terima karyawan baru kepada unit kerja yang membutuhkan dan kepada pimpinan langsung (Wijayanto, 2012: 256). Dengan demikian, calon karyawan itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada jabatan bersangkutan.

  • Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan (training) merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengubah perilaku tertentu dari tenaga kerja agar selaras dengan pencapaian tujuan perusahaan. Pelatihan ditujukan untuk meningkatkan keahlian (skill) dan kemampuan (abilities) untuk mengerjakan tugas saat ini dan membantu tenaga kerja untuk menguasai keahlian dan kemampuan tertentu yang dibutuhkan. Sedangkan pengembangan lebih ditujukan untuk meningkatkan keahlian konseptual dan pengembangan pribadi yang dibutuhkan manajer untuk menempati jabatan yang lebih tinggi di masa mendatang (Solihin, 2009 : 110).

  • Penilaian Kinerja

Setelah karyawan diterima, ditempatkan, dan dipekerjakan maka tugas manajer selanjutnya adalah melakukan penilaian prestasi karyawan. Penilaian kinerja di antaranya dilakukan untuk memberikan umpan balik kepada karyawan sebagai upaya memperbaiki kinerja karyawan dan organisasi. Penilaian prestasi kerja merupakan prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai. Hasil dari penilaian kinerja dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk pertimbangan promosi, pembuatan program pelatihan, kenaikan gaji, pemberian bonus, dan sebagainya (Wijayanto, 2012: 259).

  • Imbalan Jasa

Imbal jasa sering kali dikaitkan dengan kompensasi dan tunjangan. Agar tenaga kerja dapat terus menerus memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan, tenaga kerja tersebut harus diberikan kompensasi yang sepadan atas kinerja yang telah mereka tunjukkan. Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja dapat berbentuk kompensasi secara finansial maupun kompensasi non finansial (Solihin, 2009 : 110). Kompensasi finansial yang diterima tenaga kerja dibagi lagi ke dalam dua kategori, yaitu: kompensasi finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung. Kompensasi langsung ini mencakup: gaji, bonus, upah dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung, dapat berupa tunjangan kesehatan, asuransi, pelaksanaan rekreasi, dan lain-lain. Adapun kompensasi non finansial itu seperti pujian, penghargaan, dan pengakuan terhadap karyawan di mana hal tersebut dapat memengaruhi motivasi, produktivitas, dan kepuasan karyawan.

  • Pemberhentian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun