Kasihmu udara hutan perawan. Getar rasa
pada mula hela nafas. Berkelindan
dengan urat nadiku. Jalin-menjalin
dalam jisimku. Dan di relung doaku,
masih namamu, yang berdegup lembut,
selembut kecupan cahaya pada batu.Â
Seperti jua sehelai daun, yang luruh
menari-nari diusung angin. Tiada gaduh ketika
merebah di permukaan telaga. Riak lirih bunyi,
sebagaimana cintamu. Sarat keheningan.
Jatuh bersama ribuan sunyi, sewaktu
menyentuh jantungku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!