Sementara, para mahasiswa, tidak hanya terbatas pada pecinta alam, bisa kita ajak untuk mengunjungi mata air untuk mendiskusikan cara-cara bijak untuk merawat dan melestarikannya, sesuai dengan sudut pandang mereka. Tentu, mereka memiliki beragam pandangan berdasarkan basis pengetahuan masing-masing.
Memberikan contoh-contoh tentang kerakusan pemodal besar yang merusak hutan hujan tropis demi mengeksploitasi sumber daya mineral dan membuka perkebunan sawit bisa menjadi bahan untuk diskusi kritis bagi para mahasiswa. Mereka perlu kita ajak untuk mengembangkan nalar kritis dalam menyikapi relasi antara eksploitasi pemodal besar dengan hancurnya hutan dan hilangnya mata air.Â
Kepada para pelajar SMP dan SMA serta para mahasiswa kita juga bisa menjelaskan bahwa ritual-ritual yang dilakukan untuk merawat mata air bukanlah tindakan syirik. Alih-alih, ritual tersebut merupakan wujud syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rezeki berupa air, selain mengajak warga untuk selalu melestarikan lingkungan alam dan mata air.
Apa yang tidak kalah penting adalah kita bisa menantang aara mahasiswa untuk membuat tulisan, karya sastra, desain kaos, ataupun konten kreatif untuk mengkampanyekan kesadaran ekologis secara menarik. Tujuannya, mereka akan menjadi subjek yang secara aktif, kritis, dan kreatif terus mengajak publik membangun kesadaran ekologis.
Setidaknya, dengan ngabuburit ke mata air, kita bisa membiasakan anak-anak dan generasi penerus bahwa ibadah puasa yang diperintahkan Tuhan memiliki dimensi kompleks terkait dengan refleksi posisi manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia, sesama makhluk, dan dengan lingkungan alam.
Ngabuburit bukan semata-mata menjadi momen untuk menunggu waktu berbuka puasa sembari jalan-jalan. Lebih dari itu, kita bisa memanfaatkan ngabuburit sebagai momen untuk menjalankan pedagogi ekologis sebagai alternatif yang berdampak bagi pemikiran dan tindakan generasi penerus untuk terlibat aktif dalam misi perawatan dan pelestarian lingkungan hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H