Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Mata Air, Puasa, dan Kesadaran Ekologis

12 April 2023   00:08 Diperbarui: 12 April 2023   13:23 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, air tanah mengalir melalui retakan atau celah di dalam tanah yang bisa berwujud celah kecil hingga gua bawah tanah. Air dalam tanah tersebut akan menyembur keluar dari bawah tanah menuju permukaan. Itulah yang disebut mata air. 

Dengan tuturan yang menarik, diharapkan anak-anak bisa belajar bagaimana proses terjadinya mata air dengan riang gembira, tidak merasa didikte. Apalagi tuturan tersebut disampaikan sembari mereka mandi atau bermain air yang begitu bening. 

Tidak lupa, kita bisa menyampaikan bermacam kegunaan air yang berasal dari mata air untuk kehidupan manusia, dari kebutuhan konsumsi hingga pertanian. Perlahan-lahan, anak-anak bisa kita ajak untuk menyadari betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia. 

Mata air memberikan air gratis kepada manusia untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. Maka, sudah sewajarnya kalau manusia, termasuk anak-anak, bersyukur atas pemberian Tuhan melalui alam yang luar biasa tersebut. Anak-anak bisa kita ajak berdiskusi bagaimana cara untuk menjaga  mata air dan air agar terus bermanfaat bagi kehidupan. 

Sungai kecil di kawasan Jambuan, Jember, yang airnya berasal dari mata air. Dokumentasi penulis
Sungai kecil di kawasan Jambuan, Jember, yang airnya berasal dari mata air. Dokumentasi penulis

Kita bisa menceritakan bagaimana peran penting pepohonan, termasuk rumpun bambu, untuk menyimpan air. Daerah yang memiliki banyak pepohonan besar biasanya berpotensi memiliki mata air yang lebih besar dibandingkan daerah yang memiliki sedikit pepohonan. 

Keberadaan pori-pori tanah yang disebabkan oleh banyaknya akar pohon akan memungkinkan airhujan terserap dan terikat ke dalam pori-pori tersebut. Di kawasan yang terdapat mata air biasanya jenis tanahnya memiliki pori-pori besar yang berasal dari akar pohon. Itulah mengapa di kawasan gurun sulit sekali ditemui mata air. 

Melalui tuturan tentang hubungan antara hujan, air tanah, pohon, dan mata air serta kontribusinya bagi kehidupan manusia, anak-anak sejak usia dini diharapkan memiliki kesadaran ekologis. Saya memaknai kesadaran ekologis sebagai pemikiran yang secara sadar menempatkan lingkungan alam dengan bermacam potensinya, termasuk air dan pepohonan, sebagai subjek yang harus dipelihara. 

Kesadaran ekologis ini akan menuntun manusia untuk terus melakukan tindakan-tindakan nyata dalam merawat dan melestarikan lingkungan alam karena mereka menyadari proses keberlanjutan dan pewarisan kepada generasi berikutnya yang juga berhak menikmati kekayaan alam Indonesia. 

Kalau anak-anak sejak awal kita kenalkan dengan konsep kesadaran ekologis dengan cara yang menyenangkan, seperti ngabuburit di mata air, mereka akan membawa terus kesadaran tersebut dalam tindakan sehari-hari, seperti kerelaan untuk menanam dan merawat pohon, membersihkan mata air, tidak membuang sampah di aliran selokan dan sungai, serta tindakan-tindakan lainnya. 

Tentu saja, ngabuburit ke mata air bisa dikembangkan dan dimodifikasi untuk para pelajar SMP, SMA, atau, bahkan, mahasiswa. Para pelajar SMP dan SMA, misalnya, bisa diajak memanfaatkan kegiatan Pondok Ramadhan untuk mengunjungi mata air di kawasan mereka. Kalaupun tidak ada mata air, mereka bisa diajak mengunjungi sungai terdekat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun