Di Bakungan ritual Seblang harus diadakan di setiap tahunnya pada saat tanggal 15 purnama bulan haji. Tradisi ritual Seblang ini diyakini oleh masyarakat Bakungan sebagai penolak bencana dan untuk menyelamatkan desa, terutama di sektor pertaniannya.Â
Salah satu yang dipercaya yaitu janur (daun kelapa yang muda) yang digunakan Seblang disaat prosesi ritualnya diyakini oleh para petani sebagai penolak hama yang akan menghancurkan pertaniannya, dan janur ini seringkali diperebutkan oleh masyarakat dari dalam maupun luar bakungan. Begitu pula benda-benda lainnya yang dipercaya oleh warga bakungan sebagai pembawa berkah."
Ketika pelaksanaan Seblang, aroma gurih dari asap pemanggangan ayam tercium dari setiap rumah masyarakat adat Bakungan Kecamatan Glagah. Aktivitas di pagi menandakan akan di gelarnya ritual bersih desa kami.Â
Seperti ritual-ritual sebelumnya, para ibu sibuk mempersiapkan makanan, sedangkan ada beberapa bapak berkumpul di Sanggar Seni Bunga Bakung, yang juga sibuk mempersiapkan hiasan-hiasan dari janur dan hasil bumi sebagai salah satu pelengkap ritual. Terlihat kesibukan yang tidak seperti biasanya. Para bapak mempersiapkan gapura dari bambu.Â
Setelah persiapan di sanggar seni selesai, para sesepuh adat dan penari Seblang di iringi tabuhan gamelan berjalan beriringan menuju ke makam leluhur untuk memohon restu agar lancar dan tiada hambatan pada saat ritual di gelar. Dengan di siapkan tumpeng serta pecel ayam ritual memohon izin di makam leluhur di mulai.Â
Selanjutnya perjalanan rombongan sesepuh dan penari menuju ke sumber mata air suci penawar, di sana sudah menunggu beberapa sesepuh untuk melakukan ritual mohon berkah, keselamatan, dan kelancaran ritual. Setelah semua ubo rampe di siapkan, maka sang penari Seblang melakukan ritual mencuci wajah dan rambutnya, di ikuti sesepuh adat.Â
Selesai menyucikan diri di air sumber banyak warga yang tinggal di sekitar sumber berebut untuk mandi dan mengambil air suci yang di percaya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit serta dimudahkan dalam segala hal termasuk jodoh dan rejeki.Â
Tepat pukul 18.00 WIB seusai sholat maghrib beberapa anak kecil memegang obor untuk mengelilingi desa di iringi sesepuh adat, dan sesampainya di sanggar seni, iring-iringan ini beserta masyarakat adat dan tamu dari birokrasi, mahasisiwa, dan budayawan Banyuwangi melakukan slametan dengan hidangan tumpeng pecel ayam.Â
Seiring waktu yang terus beranjak malam, penari Seblang sudah kerasukan dan siap untuk melakukan ritual tarian yang di yakini sebagai tarian tolak bala (atau pengusir sial dan bencana), di antar oleh aparat desa penari Seblang berjalan memutari altar sebanyak tiga kali.
Seblang Bakungan, samahalnya dengan Seblang Olehsari sangat meriah. Sebagian besar masyarakat desa hadir untuk ikut mendapatkan berkah dan keselamatan dari ritual tersebut. Begitupula para pengunjung dari desa lain. Ada pula pengunjung dari luar kota yang ingin mengabadikan momen ritual tersebut.Â