Hibriditas dalam konteks tersebut memang bisa menjadi "penjaga" agar mereka tetap terhubung dengan tradisi, tanpa harus menolak modernitas secara frontal. Memang benar ritual bisa menyemaikan identitas komunal Using, tetapi kehadiran negara telah menjadikan ritual sebuah medium untuk menjalankan niatan-niatan profan; mengeruk keuntungan finansial dari keyakinan adat.
Kehadiran negara seringkali hanya menimbulkan "kekacauan kultural" karena mereka dengan semena-mena berusaha menawarkan logika modern ataupun agamis terhadap pelaksanaan ritual yang sakral. Akibatnya, masyarakat dan pemuka adat-lah yang merasakan akibat tragisnya.
Rujukan
Apriliyanti, Rizky. "Seblang Bakungan." Komunikasi via e-mail, 1 Agustus 2012.
Handayani, Surti. 2011 (14 November). “Ritual Adat Seblang dan Ajang Pencitraan.” http://www.facebook.com/#!/notes/surti-handayani/ritual-adat-seblang-dan-ajang-pencitraan/300927103265018.
Hudijono, Anwar & Aryo Wisanggeni. 2011 (2 Februari). "Cari Jodoh di Paradise." Kompas.com. https://nasional.kompas.com/read/2011/02/20/04045737/twitter-com?page=all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H