Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Membaca-ulang Kesenian Lokal: Beberapa Alternatif Desain Pemberdayaan

21 Februari 2023   08:06 Diperbarui: 23 Februari 2023   19:00 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para travesti dalam pertunjukan ludruk. Dokumentasi penulis

Industri dan Ekonomi Kreatif

Paradigma industri dan ekonomi kreatif merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah demi melihat potensi ekonomi yang bisa diberdayakan dari praktik kultural dalam masyarakat. Bahkan, sejak 2008, pemerintah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu kekuatan strategis yang bisa menopang ekonomi nasional dan memberdayakan kehidupan para pelaku dan masyarakat. 

Kesenian lokal merupakan salah satu elemen yang sangat mungkin bisa dikembangkan melalui paradigma industri dan ekonomi kreatif. Apalagi di beberapa daerah, seperti Banyuwangi, para seniman lokal sudah memiliki kesadaran untuk memasukkan garapan mereka ke dalam mekanisme industri, baik yang berbasis pertunjukan komersil maupun rekaman. 

Latihan janger di Jember. Dokumentasi penulis
Latihan janger di Jember. Dokumentasi penulis

Secara historis, banyak pelaku kesenian lokal yang sudah menerapkan konsep industri yang memberikan rezeki finansial, seperti para seniman ludruk maupun ketoprak. Selain itu, setiap pagelaran, sektor ekonomi informal juga ikut bergerak, semisal para pedagang makanan dan mainan. 

Sayangnya, selama ini para pelaku yang sudah memutuskan masuk ke dalam jejaring industri seperti ‘bermain sendiri’ tanpa didampingi oleh pemangku kebijakan. Padahal keberhasilan industri dan ekonomi kreatif sangat bergantung kepada kebijakan yang dibuat oleh negara.

Potts & Cunningham (2008) menawarkan empat model terkait sistem dan mekanisme industri kreatif. Pertama, model kesejahteraan, merupakan jejaring penggerak pada sektor ekonomi, meskipun membutuhkan biaya besar, yang mampu memberikan kontribusi menyeluruh bagi peningkatan kesejahteraan secara positif. 

Dengan model ini, industri kreatif melibatkan proses produksi komoditas dengan nilai kultural tinggi, namun menghasilkan nilai pasar rendah atau bisa kurang menguntungkan. Untuk bisa memastikan kesejahteraan dalam kondisi demikian, dibutuhkan kebijakan negara yang dipusatkan kepada pengalokasian kembali pendapatan dan sumber daya agar bisa melindungi aset kultural berharga. 

Kedua, model kompetisi, mengabaikan nilai kultural dari produk yang dihasilkan industri kreatif karena mereka pada dasarnya hanya “industri” yang membutuhkan kompetisi dan pasarlah yang menentukan baik-buruknya. Segala keuntungan yang bisa meningkatkan kesejahteraan para kreator atau seniman/wati diperoleh dari kompetisi pasar. 

Ketiga, model pertumbuhan, mengidealisasi  relasi ekonomi positif antara pertumbuhan sektor industri kreatif dan sektor ekonomi secara umum. 

Keempat, model inovasi mengasumsikan industri kreatif mampu memunculkan dan mengkoordinasikan perubahan ekonomi berbasis pengetahuan. Signifikansi industri kreatif bukanlah pada kontribusi relatif terhadap nilai ekonomi, tetapi kontribusi mereka bagi koordinasi ide atau teknologi baru, sehingga ikut pula mempengaruhi proses perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun