Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Politik Identitas sebagai Gerakan Kultural Kelompok Marjinal

5 Januari 2023   10:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   13:05 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para perempuan Indian menuntut keadilan. Dokumentasi: Oriana Elicabe/Creative Commons

Sebagai kajian dan gerakan, politik identitas yang tumbuh sejak era 1960-an telah mencapai populeritas akademis yang luas. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya buku dan artikel jurnal yang membahas persoalan ini. Meskipun demikian, dalam konteks Indonesia masih relatif sedikit. 

Akibatnya, banyak salah tafsir terhadap makna dan gerakan politik identitas sebagai sesuatu yang negatif. Dampaknya, banyak wacana stigmatik terhadap politik identitas. Bahkan, banyak kalangan, khususnya pemerintah dan elit nasional, yang menghimbau agar warga Indonesia tidak memainkan politik identitas dalam hajatan Pemilu 2024. 

Saya menduga, mereka tidak memiliki cukup informasi tentang sejarah dan kepentingan dalam politik identitas. Mereka hanya melihat mobilisasi agama dan etnisitas dalam beberapa proses politik di tanah air demi kepentingan elit tertentu sebagai politik identitas yang merugikan kepentingan bangsa. 

Memang benar, beberapa gerakan politik juga memobilisasi identitas agama atau etnis untuk menyukseskan kepentingan elit tertentu, tetapi itu bukan apa yang dikehendaki oleh politik identitas. Dalam sejarah kelahirannya, politik identitas berpihak kepada kepentingan kaum atau komunitas minoritas dan marjinal.

Berdasarkan realitas di atas, melalui tulisan ini saya akan menjabarkan konsep dan kepentingan yang diusung politik identitas. Ini menjadi urgen agar kesalahpahaman tentang politik identitas di tanah air tidak semakin menjadi sehingga mengerdilkan dan menegatifkan gerakan berbasis identitas agama, budaya, etnis, dan yang lain untuk kepentingan kelompok marjinal.

Memahami Politik Identitas 

Sebagai perspektif teoretis, politik identitas yang berkembang mulai era 1960-an membangun konsepsi-konsepsinya dari realitas gerakan kultural yang dilakukan oleh komunitas-komunitas marjinal berbasis gender, ras, etnis, agama maupun bangsa dalam menghadapi kekuatan-kekuatan dominan dalam kehidupan mereka. 

Dalam konteks etnis, mereka biasanya mengalami pembedaan dalam hal ekonomi, kultural, maupun politik dibandingkan dengan etnis lain yang lebih dominan. Inilah yang kemudian memunculkan istilah "minoritas etnis". 

Menurut Deschenes (dikutip dalam Alia & Bull, 2005: 2), minoritas etnis memiliki keberbedaan budaya, bahasa, atau, dalam kasus tertentu, praktik beragama, dibandingkan etnis-etnis lain yang lebih dominan. 

Demonstrasi melawan rasisme. Sumber:https://www.polsci.ucsb.edu/research/politics-identity
Demonstrasi melawan rasisme. Sumber:https://www.polsci.ucsb.edu/research/politics-identity

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun