Awalan
Kebijakan budaya mulai diperhitungkan dalam ranah akademis global sekira dua dekade terakhir. Meskipun demikian, perdebatan tentang penting atau tidaknya ia masuk dalam kajian akademis masih berlangsung hingga saat ini.Â
Sebagian pihak yang mendukung mengatakan bahwa kebijakan budaya menjadi pintu masuk untuk memformulasi perkembangan budaya  yang memberikan keberdayaan para pelaku dan memperkuat identitas.Â
Sebagian pihak yang menolak mengatakan bahwa kajian terhadap kebijakan budaya tidak akan berimplikasi banyak pada dimensi aksiologis karena rezim negara sebenarnya tidak pernah serius untuk memikirkan nasib budaya karena mereka sudah terlalu asyik dengan masukan-masukan dari para pemikir tukang.Â
Namun, apa yang harus ditekankan adalah dalam kondisi negara masih memegang peran penting dalam menentukan setiap kebijakan, kehadiran intelektual dalam kebijakan budaya menjadi penting ketimbang membiarkan kebudayaan masyarakat berkembang tak tentu arah.Â
Kebijakan Budaya dalam Perspektif Kritis Cultural Studies
Kajian budaya (cultural studies) merupakan sebuah ranah akademis multidisiplin yang mengupas persoalan-persoalan budaya, baik dalam bentuk budaya media, seni pertunjukan, seni lukis, sastra, dan kebiasaan sehari-hari, dengan perspektif kritis yang menekankan kepada berlangsungnya negosiasi kuasa dan kemungkinan munculnya resistensi.Â
Dalam perkembangan mutakhir, kajian budaya di Eropa, Australia, Amerika, dan negara-negara maju Asia, mulai menimbang pentingnya kajian terhadap kebijakan budaya yang diambil oleh pemerintah, khususnya dalam konteks industri budaya.
Tony Bennet, salah satu pakar yang menginisiasi kajian kebijakan budaya, memosisikan kepemerintahan sebagai faktor penting dalam mengkonstruksi atau men-subjektifikasi kehidupan sosial dan kultural.Â