Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Perjuangan dan Siasat Petani Tembakau dalam Pertunjukan "Bhekoh"

7 November 2022   11:09 Diperbarui: 7 November 2022   19:20 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni instalasi akar yang dibuat dari daun tembakau kering. Dokumentasi penulis

Dunia Bhekoh, Dunia Siasat

Empat perempuan muda melakukan gerakan tari yang rancak dan lincah. Mereka adalah para buruh tani yang menikmati proses mengelola daun tembakau, setelah dipanen dari lahan. Sebagai penggambaran dari proses dalam kehidupan nyata, kelincahan para penari memang menghadirkan suasana ketika warga petani dan buruh tani mengelola daun tembakau. 

Buruh tani menari di awal pertunjukan. Dokumentasi penulis
Buruh tani menari di awal pertunjukan. Dokumentasi penulis

Kegembiraan dan kebahagiaan menjadi atmosfer yang dengan jelas tergambar karena mereka akan segera mendapatkan hasil dari jerih-payah dalam merawat tembakau. Para petani sudah mengeluarkan uang banyak untuk menyukseskan usaha penanaman tembakau. 

Wajar para petani membayangkan atau memimpikan hasil yang menguntungkan. Bermacam kebutuhan keluarga akan terbantu dengan keuntungan dari penjualan daun tembakau. Adapun para perempuan buruh tani sudah membayangkan upah dari proses pengelolaan tembakau pasca panen untuk mencukupi keperluan sehari-hari ataupun membayar hutang.

Sebagai sajian tari, keempat perempuan buruh tani memang berhasil menyuguhkan atmosfer kegembiraan dengan gerakan tangan, kaki, dan kepala yang lincah, serta memenuhi semua komposisi tubuh, dari berdiri, setengah berdiri, dan melantai. Sayangnya, gerakan tari yang ditawarkan memang masih berupa "gerakan indah dan lincah". 

Tentu saja itu tidak menjadi masalah karena tubuh buruh tani adalah tubuh yang lincah meskipun seringkali dipandang kurang indah. Kelincahan yang dihadirkan para pemeran perempuan buruh tani adalah "tubuh substansial" yang bisa melakukan banyak hal dalam kerja-kerja pertanian. Dalam gerakan tari grouping lainnya, para penari masih menikmati gerakan "indah dan lincah". 

Dalam konteks tersebut, kekurangkreatifan koreografer/sutradara untuk mengeksplorasi gerakan yang keluar dari pakem "gerakan tari indah" memang layak dikritisi. Ketika tim kreatif memiliki waktu observasi yang lebih lama serta telaah yang lebih kreatif dan kritis, mereka bisa menemukan karakteristik tubuh perempuan buruh tani dalam menjalani aktivitas pertembakauan.

Mereka adalah subjek yang memiliki kekuatan dan keliatan di tengah-tengah ketidakberdayaan ekonomi. Mereka adalah para perempuan yang memiliki tanggung jawab keluarga. Mereka adalah subjek yang disubordinasi dalam sistem patriarki, tetapi tidak sepenuhnya diam dan pasrah. Karakteristik itulah yang seharusnya dihadirkan dalam gerak tari para perempuan buruh tani.

Pendalaman melalui penelitian etnografis dan penelusuran referensi bisa menjadi pintu masuk untuk mendapatkan karakteristik tubuh, permasalahan, dan harapan para perempuan buruh tani yang bisa menjadi dasar untuk menubuhkannya dalam gerakan tari. Tentu, tahapan ini menantang para penggiat kesenian di kampus karena jarang yang mau melakukannya. 

Tengkulak merayu petani tembakau. Dokumentasi penulis
Tengkulak merayu petani tembakau. Dokumentasi penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun