Apa yang tidak kalah pentingnya adalah memahami Petik Laut Tanjung Papuma sebagai bentuk pengetahuan ekologis tradisional (selanjutnya disingkat PET) terkait bagaimana memelihara relasi yang baik dengan bermacam isi alam semesta dan Tuhan Yang Mahabijaksana.Â
Artinya, perspektif ekowisata dan wisata ekokultural berpeluang untuk menyebarluaskan PET ke tengah-tengah masayrakat melalui aktivitas ritual dalam kepariwisataan.Â
Dari Petik Laut Tanjung Papuma 2022, saya mengidentifikasi beberapa PET yang cukup penting sebagai fondasi bagi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam.Â
PET tersebut terdapat dalam keseluruhan prosesi dan elemen-elemen yang ada di dalamnnya dan menjadi kekayaan ekokultural kegiatan ini.
Pertama-tama, mari kita lihat keberadaan gubungan hasil bumi dan sesajen dalam ritual. Apa yang perlu diperhatikan adalah kehadiran gunungan hasil bumi dan aneka sesajen memiliki makna kultural spesifik. Bukan dimaksudkan untuk memberi makan jin atau makhluk lain selain Tuhan Yang Mahakuasa seperti banyak disalahpahami oleh orang-orang yang tidak paham.Â
Gunungan hasil bumi merupakan ekspresi syukur kepada Tuhan karena sudah memberikan kemelimpahan rezeki kepada umat manusia.
Adapun sesajen memiliki makna-makna tertentu yang dikaitkan dengan tujuan sebuah ritual, khususnya untuk mengingatkan hakekat manusia sebagai makhluk yang terhubung dengan alam, makhluk yang lain, dan Tuhan Sang Pencipta.Â
Keselarasan antara manusia dengan kekuatan Tuhan, alam, dan makhluk lain perlu dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan manusia.Â
Artinya, terdapat pengetahuan ekologis dari kehadiran gunungan dan sesajen, di mana manusia diharapkan bisa terus menumbuhkan kesadaran untuk tidak semena-mena terhadap alam dan makhluk Tuhan yang lain karena bisa berdampak kepada hal-hal negatif kepada kehidupan mereka.Â