Di tengah-tengah kondisi demikian, manusia Indonesia memang harus selalu berusaha untuk menemukan pikiran dan tindakan bijak yang sudah tersedia dalam ajaran leluhur. Para leluhur mengedepankan relasi harmonis dengan alam. Namun, oleh nalar modern itu semua dianggap kuno dan ketinggalan zaman.Â
Waktu membuktikan bahwa perilaku arif dalam mengambil dari alam akan menentukan keberlanjutan kehidupan dan peradaban umat manusia.Â
Maka, tidak salah kalau bagian akhir Petik Laut Tanjung Papuma 2022 adalah melarung sesaji dan hasil bumi ke laut lepas. Bersama-sama warga dan panitia mendorong perahu motor menuju laut.Â
Gotong-royong memang harus selalu diutamakan untuk mengerjakan tindakan-tindakan bijak untuk mewujudkan keharmonisan dengan alam semesta dan semua makhluk.Â
Menuju laut adalah penggambaran bagaimana semestinya manusia tidak egois dan mau menang sendiri. Mereka juga harus rela berkorban, menahan nafsu, dan melakukan tindakan bijak dalam mengelola lingkungan. Toh, pada akhirnya, semua itu akan kembali menjadi kebaikan yang diberikan alam kepada manusia.Â
Seperti laut yang selalu memberikan ikan dan hasil lain yang melimpah.
BEBERAPA MASUKAN
Gelaran Petik Laut Tanjung Papuma 2022, setidaknya, bisa menjadi langkah awal untuk kerjasama strategis antara Pemdes Lojejer dengan KBM Ekowisata Perhutani Jawa Timur serta organisasi/lembaga seni-budaya dan para akademisi di Jember. Kawasan Tanjung Papuma yang meliputi pantai dan perbukitan dengan hutan yang begitu luas memungkinkan untuk dikembangkan lebih bagus lagi.Â
Terkait fasilitas penginapan, misalnya, bisa diperbanyak dengan tetap memperhatian aspek ekologis. Artinya, tidak perlu merusak kawasan hutan, tetapi menggunakan lahan terbuka yang sudah ada. Desain penginapannya pun tidak harus mewah, tetapi mengedepankan rasa aman dan kenyamanan.Â