Papuma, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember.Â
Matahari pagi mulai menghangatkan birunya air Samudra Indonesia dengan segenap kasihnya. Pasir putih mulai berkilau dicumbu ombak yang tidak terlalu besar. Satu demi satu pengunjung mulai menikmati Pantai TanjungOrang tua menemani anak-anak mereka bermain air. Kaum muda berjalan menyusuri bibir pantai, menikmati angin laut.Â
Soal keindahan Papuma, tentu tidak usah diragukan lagi. Komposisi pasir putih yang berpadu dengan jernihnya air laut dan hijaunya pepohonan di kawasan tanjung, menghadirkan rasa takjub yang selalu saya rasakan setiap kali ke destinasi pariwisata ini sejak kuliah S1 (1996) sampai sekarang ketika bekerja dan menetap di Jember.Â
Ratusan kapal kayu nelayan yang bersandar membentuk narasi visual yang indah.Â
Namun, ada sesuatu yang berbeda pada Sabtu pagi, 30 Juli 2022. Orang-orang berpakaian adat Keraton Ngayogyakarta, baik laki-laki dan perempuan, berdatangan, menuju kawasan Siti Hinggil, bukit di sudut Papuma untuk melihat luasnya Samudra Indonesia.Â
Para lelaki berpakaian baju lurik dan perempuan berpakaian ala marlena (Madura) juga menuju tempat pertemuan di sisi selatan Papuma, di bawah Siti Hinggil.Â
Puluhan perempuan berpakaian penari juga bersiap di beberapa tempat dekat tempat pertemuan. Wajah mereka begitu sumringah, bahagia, meskipun sinar matahari semakin menghangatkan suasana.Â
Setelah semua siap, pembawa acarapun memandu berlangsungnya upacara pembukaan Petik Laut Tanjung Papuma 2022. Even ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Desa (Pemdes) Lojejer dengan KBM Ekowisata Perhutani Jawa Timur.
 Beberapa pihak yang mendukung terselenggaranya acara adalah Dewan Kesenian Jember (DeKaJe), Komunitas Puri Asih, Sanggar Seni Sotalisa, UKM Kesenian Universitas Jember, dan Sanggar Seni Putra Tanjung.Â