Apa yang harus diingat, sekadar menghadirkan secara luar biasa tema hijau di atas panggung serta bentuk mentah dan struktur penindasan tidaklah cukup.Â
Para seniman teater harus terus bertanya bagaimana sejarah tanah dan wilayah yang direpresentasikan di atas panggung, bagaimana gagasan tentang alam atau lingkungan dipahami dalam momen sejarah yang direpresentasikan dalam drama, bagaimana drama itu merepresentasikan konsekuensi dari ide-ide itu karena berdampak pada orang dan tanah serta bagaimana ide dan representasi tersebut beresonansi secara berbeda hari ini.Â
Pertanyaan tentang konteks sosial, politik, ekonomi, dan ekologi drama atau produksi memungkinkan kita untuk menemukan makna dan mengekspos cara drama yang mungkin secara tidak sengaja menulis ulang imperialisme lingkungan melalui pengulangan metafora dan narasi yang sudah dikenal publik.
Bagi May, teater penting justru karena ceritanya memiliki dampak material-ekologis. Teater telah lama berfungsi sebagai sarana di mana manusia mempertanyakan dan memeriksa hubungan mereka dengan alam.Â
Memang, lingkungan, tanah, dan paradigma pemikiran ekologis selalu hadir dalam drama dan di atas panggung; dengan cara ini, teater telah membantu menghasilkan realitas lingkungan saat ini.Â
Kesadaran historis memungkinkan peneliti dan kritikus teater menelusuri bagaimana pertunjukan teater di Amerika Serikat di masa lalu, misalnya, ikut mengkonstruksi dan menyebarluaskan ideologi dan praktik Manifest Destiny (doktrin atau keyakinan abad ke-19 bahwa ekspansi AS di seluruh benua Amerika dibenarkan dan tidak dapat dihindari), supremasi kulit putih, dan industri ekstraktif.
Ekodramaturgi menyediakan sarana ampuh untuk campur tangan dalam narasi destruktif yang sudah berlangsung lama. Sebagai kerangka aktivis, ekodramaturgi mengakui sejarah kelam tersebut untuk bertanggung jawab atas perusakan tanah dan budaya yang didukung oleh beberapa pertunjukan, serta untuk memajukan partisipasi teater dalam dekolonisasi orang dan tanah.Â
Dengan menghadirkan secara kritis telaah teater masa dari masa lalu terkait, kita bisa mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kisah-kisah yang mereka temui di teater atau dalam kehidupan. Sebagai bagian dari sejarah budaya, kisah-kisah itu memiliki konsekuensi material bagi lingkungan tempat kita semua hidup, bekerja, bermain, dan beribadah.
TERUS MENGEMBANGKAN KEPEKAAN EKOLOGIS
Krisis lingkungan dan iklim pada abad kedua puluh dan kedua puluh satu adalah krisis identitas dan hubungan, yang sekaligus berkaitan dengan kebutuhan material dasar kita serta gagasan kita yang paling abstrak tentang siapa yang kita bayangkan dalam jaringan kehidupan.