Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ekodramaturgi: Krisis Ekologis dalam Tatapan Teater

24 April 2022   07:13 Diperbarui: 24 April 2022   21:40 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan The Great Divide. Dok. www.thetimes.co.uk

Triple-A menghadirkan wacana terkait Undang-Undang Konservasi Tanah Kesepakatan Baru tahun 1937. Pertunjukan tersebut juga menganjurkan posisi solidaritas politik yang lebih sosialis antara pekerja dan petani dalam bentuk partai Petani-Buruh.

Pada tahun 1942, pada titik balik dalam Perang Dunia II, Guild Teater New York menggelar drama musikal Oklahoma (1942) mengungkapkan persepsi budaya tanah dan lingkungan dengan nuansa rasial dan jingois. 

Oklahoma! menggunakan kembali narasi perbatasan tentang para perintis pemukim untuk memperjuangkan perkembangan industri di kawasan barat dan sentimen antiradikal/antikomunis yang meningkat selama dan selepas perang. Pertunjukan tersebut juga mengabaikan kehadiran warga dan sejarah pribumi di wilayah tersebut.

Pada era 1950 hingga 1970-an, berkembang gerakan lingkungan gelombang kedua yang diwarnai dengan antinuklir dan protes penggunaan racun kimiawi yang digunakan dalam pertanian terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. 

Dunia teater pada era tersebut banyak menarasikan keadilan sosial yang sekaligus menjadi isu sentral gerakan keadilan lingkungan yang berkembang dua dekade berikutnya. Para seniman menunjukkan keterhubungan yang jelas antara lingkungan dan masalah sosial.

Pertunjukan A Raisin in the Sun. Dok. theberkshireedge.com
Pertunjukan A Raisin in the Sun. Dok. theberkshireedge.com
Dalam pertunjukan teater A Raisin in the Sun (1959), Lorraine Hansberry menekankan harga yang harus dibayar manusia terkait impian Amerika. Hansberry menggambarkan bagaimana pengaruh kesehatan manusia akibat rasisme dan kemiskinan terhadap kaum perempuan, anak-anak, dan keluarga. Isu-isu tersebut menjadi wacana utama yang digaungkan gerakan lingkungan pada abad ke-21.

Teater menjadi kekuatan utama yang mengaktifkan movimiento, gerakan yang membantu untuk menumbuhkan kebanggan terhadap budaya, bahasa, sejarah, dan tanggung jawab di antara orang Meksiko kelahiran AS. 

Karya El Teatro Campesino, contohnya, berkontribusi terhadap pemahaman ekologis yang berakar dalam sejarah warga yang berasal dari perkawinan campuran Indian-Eropa di wilayah dan tanah air nenek moyang Aztlan.

Namun gerakan lingkungan gelombang kedua dan gerakan hak-hak sipil pada periode ini tampaknya berjalan di jalur yang terpisah, sebagian karena lingkungan yang mendefinisikan alam sebagai sesuatu yang terpisah dari urusan manusia sehari-hari. 

Gerakan lingkungan era 1970-an diwarnai wacana di antara warga kulit putih tentang tempat-tempat rekreasi yang telah lama tertanam dengan hak istimewa mereka dan maskulin yang merupakan bagian dari tradisi hutan belantara. 

Namun demikian, di atas panggung seni teater menubuh mengklaim kembali baik lingkungan perkotaan maupun perdesaan sebagai tempat tinggal di mana hak asasi manusia dan hak alam telah dilanggar oleh sistem yang menganggap tanah dan tenaga kerja sebagai komoditas belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun