Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Membaca-kembali Film Horor Indonesia Era 2000-an

19 April 2022   05:49 Diperbarui: 21 April 2022   19:34 3741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi mereka tetap mempertahankan atmosfer gelap dan temaram (malam hari dekat pepohonan) sebagai setting munculnya hantu yang merupakan mainstream anggapan yang berkembang dalam masyarakat selama ini. Di sisi lain mereka menciptakan setting alternatif, berupa waktu siang dengan cahaya terang dan tempat-tempat urban.

KESERAGAMAN HOROR

Salah satu realitas yang tidak bisa dihindarkan dari industri budaya adalah munculnya homogenitas dan keseragaman produk. Dalam banyak produk industri budaya kita bisa menemukan banyak kemiripan semisal dalam hal tema, alur cerita, maupun teknik penggarapan. Kondisi tersebut memang tidak bisa dilepaskan dari trend yang sedang berkembang dalam masyarakat. 

Keseragaman tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi perkembangan ke dapan film-film horor Indonesia. Ketika semua judul film horor mengambil tema cerita dan teknik penggarapan yang sama, maka penonton bisa jadi merasa jenuh karena secara psikis mereka tidak mungkin selamanya tertarik dengan hal-hal yang sama. 

Kejenuhan inilah yang akan menimbulkan rasa malas untuk menonton film horor. Yang harus diperhatikan bagi para sineas film horor adalah prinsip kebaruan (novelty) yang menjadi salah satu dasar bagi suksesnya produk industri budaya di pasaran. Masing-masing rumah produksi sebisa mungkin harus menciptakan film horor yang berbeda satu dengan yang lain karena hal itu akan menciptakan kebaruan dalam keberagaman. 

Lebih dari itu, keseragaman bisa dibaca sebagai sebuah stagnansi, kemandegan kreativitas. Dengan hanya membuat film yang serupa satu dan yang lain, maka kita bisa melihat betapa para sineas horor Indonesia saat ini kurang bisa memunculkan ide-ide kreatif yang cerdas dan brilian. 

Kurangnya kreativitas tersebut merupakan pertanda bahwa pada benak para sineas bercokol pragmatisme dengan hanya bisa mengekor kesuksesan film lain. Akan sangat menarik ketika para sineas itu bisa membuat sesuatu yang berbeda sehingga tingkat kreativitas dan kecerdasan mereka bisa selalu terasah dengan kerja dan karya yang mampu memberikan atmosfer dinamis. 

SIMPULAN

Terlepas dari orientasi profit yang menjadi ideologi rumah produksi, para sineas muda Indonesia berani membuat terobosan estetik dan tematik dalam memandang persoalan hantu. Dan terbukti film-film horor masih diproduksi dengan menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang canggih. Ternyata publik juga memberikan respons positif sehingga film-film horor baru terus diproduksi.

Di masa mendatang bisa jadi trend film horor akan semakin berkembang. Para sineas muda kita mungkin akan terus mengaduk-aduk sisi psikis berupa rasa takut dalam diri setiap manusia sehingga para penonton akan selalu tertarik menyaksikan film-film horor terbaru. 

Karena pada dasarnya dalam diri setiap manusia bersemayam rasa takut yang perlu dilampiaskan dengan teriakan ataupun ekpresi takut lain ketika menonton film horor. Masalahnya, masihkah film horor digemari ketika ia sudah menjadi trend? Apakah tidak mungkin penonton menjadi jenuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun