Tanpa rumus ekonomi makro maupun mikro sebagaimana dipelajari di fakultas ekonomi dan bisnis, Â warga dan pedagang berinteraksi dalam transaksi yang menjadi fondasi bagi bergeraknya roda perekonomian di tingkat bawah. Para petani sayur menjual kepada para pedangang. Para pedagang menjualnya kepada warga yang membutuhkan. Warga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif terjangkau. Tentu, mereka sama-sama mendapatkan keuntungan.
Memang, kalau dibandingkan dengan transaksi di supermarket dan hypermart, mata rantai ekonomi di pasar krempyeng jelas tidak sebanding. Namun, setidaknya, di sini pedagang dan warga menjadi penyangga utama ketahanan ekonomi di masyarakat bawah, sehingga mereka tidak perlu bergantung kepada kebaikan hati pemerintah. Bisa kita bayangkan kalau masyarakat tak mampu lagi menggerakkan roda perekonomian, pastilah pemerintah akan kedodoran karena harus menyediakan bantuan pangan yang cukup banyak. Â
Pergerakan ekonomi kecil berbasis pertanian, kelautan, dan perkebunan terbukti mampu bertahan di tengah hantaman krisis ekonomi 1998, demikian pula di tengah-tengah pandemi Covid-19. Pasar krempyeng menjadi bukti kecil betapa orkestra pagi yang menggerakkan ekonomi bisa menopang keberlanjutan hidup manusia Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi secara regional, nasional, dan internasional mengalami penurunan tajam.Â
Setidaknya, melalui pasar krempyeng warga masih bisa membeli lombok, rempah-rempah, ikan, sayur, dan buah dengan harga terjangkau, sehingga kehidupan keluarga tetap bisa terjaga dengan baik. Bagi para pedagang, keuntungan dari transaksi di pasar krempyeng tentu memberikan manfaat untuk keluarga dan menjadi modal untuk mengembangkan usaha.
Realitas itu pula yang mesti diperhatikan ketika polisi pamong praja ataupun aparat kepolisian ingin menertibkan aktivitas di pasar krempyeng atau pasar-pasar tradisional lainnya. Menertibkan dalam rangka mengelola aktivitas pasar agar tidak kumuh dan lebih bersih tentu sangat baik.Â
Namun, menertibkan untuk menggusur aktivitas ekonomi pedagang tanpa memberikan solusi konkrit, hanya menambah masalah ekonomi dan sosial di tengah-tengah masyarakat. Bagaimanapun juga, pasar krempyeng merupakan praktik ekonomi dan kultural yang menjadi nadi kehidupan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H