Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gunung Watangan, Benteng Alam di Kawasan Selatan Jember

24 Februari 2022   05:00 Diperbarui: 24 Februari 2022   10:02 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pelaku ritual khusuk menghayati doa bersama. Dok. penulis

Selain menjadi kawasan cagar alam, di bagian tengah ke bawah, khususnya yang masuk wilayah Desa Lojejer, terdapat kawasan hutan jati yang dikelola Perhutani. Sementara, di bagian bawah merupakan wilayah pemukiman warga etnis Jawa sekaligus kawasan pertanian yang cukup subur. Para petani biasa menanam padi, aneka palawija, kubis, cabe, dan yang lain. Pohon kelapa juga tumbuh cukup baik di kawasan pemukiman warga. 

Warga dusun juga pergi ke hutan untuk mencari pakan ternak, ranting untuk kayu bakar, dan belalang. Setahun sekali, warga dusun akan masuk ke hutan untuk mencari belalang yang biasa memakan daun jati. Biasanya mereka berangkat menjelang petang. Mereka berburu belalang di malam hari. Selain untuk lauk, mereka juga menjual belalang hasil tangkapan. Penghasilan dari menjual belalang lumayan untuk membantu kebutuhan keluarga.  

Kalau kita menuju Watangan melalui jalur Wuluhan, kita bisa lewat Dusun Sambiringik dan Pumo, Desa Ampel menuju Dusun Sebanen, Lojejer. Di sepanjang jalan, kita akan menikmati bentang perbukitan yang hijau. Hamparan sawah laksana permadani hijau dengan tanaman pangan yang menjamin kehidupan warga dusun. Jalur lain, kita bisa melewati Dusun Kepel, Lojejer.

Sementara, kalau kita ingin lewat Puger, kita bisa menyeberang dengan perahu nelayan melalui muara sungai Bedadung menuju Kucur. Di Kucur ini terdapat sendang (telaga) yang seringkali didatangi kera. Dari Kucur kita bisa naik menuju Watangan. Birunya Samudra Indonesia mendamaikan batin dan pikiran setiap orang yang mendaki Watangan via Kucur. 

POTENSI KEPURBAKALAAN

Selain kekayaan flora dan fauna, di kawasan Watangan juga terdapat potensi kepurbakalaan yang berada dalam gua-gua di Dusun Kepel dan Dusun Sebanen, Lojejer. Di kedua dusun, setidaknya terdapat tujuh gua yang sudah berhasil diidentifikasi dengan rincian tiga gua tidak layak huni (dua di Sebanen dan satu di Kepel) dan empat gua layak huni (Gua Sodong, Marjan, Gelatik, dan Macan.

Berdasarkan penelitiannya di Gua Sodong dan Marjan, van Heekeren (dikutip dalam Nurani, 1996) menjelaskan bahwa di Sodong terdapat peninggalan purbakala berupa serpih bilah berbahan batu andesit, jaspis dan kalsedon, mata panah, gurdi, dan kapak genggam. Selain alat berbahan batu, di gua ini juga terdapat alat berbahan tulang seperti sundip dan lancipan. 

Pengurus DeKaJe bersama seniman di Gua Sodong. Dok. Eko Suwargono
Pengurus DeKaJe bersama seniman di Gua Sodong. Dok. Eko Suwargono
Temuan lainnya berupa bahan pewarna merah (oker merah), gigi geraham manusia, perhiasan dan kulit kerang mutiara yang diberi lubang, tulang-tulang binatang sebagai sisa makanan, dan rangka manusia dalam posisi terlipat. Sementara, di Gua Marjan terdapat banyak rangka manusia. Temuan rangka manusia ini berciri Australomelanesid.

Nurani (1996), berdasarkan penelitiannya di Gua Macan dan Gelatik menjelaskan bahwa kedua tersebut gua merupakan hunian manusia purba di zaman palaeolitikum dengan temuan berupa kapak perimbas, kapak penetak, alat serpih, bilah, dan serut. Meskipun bahannya kurang bagus, kemampuan menghasilkan alat-alat tersebut mengindikasikan bahwa manusia penghuni wilayah ini memiliki kecakapan kreatif yang cukup bagus.

Bagian depan Gua Marjan. Dok. Eko Suwargono
Bagian depan Gua Marjan. Dok. Eko Suwargono
Temuan-temuan tersebut menegaskan bahwa sebagai benteng alam, Watangan juga menjadi hunian manusia purba. Artinya, Watangan merupakan kawasan purbakala yang memiliki fungsi strategis bagi kehidupan manusia sejak zaman dahulu kala. 

Sayangnya, kekayaan purbakala tersebut tidak banyak diketahui oleh warga Jember. Ini tentu sangat memprihatinkan. Sementara banyak pakar internasional dan nasional berusaha menggali peninggalan zaman purba di wilayah Watangan, mayoritas warga Jember tidak mengetahuinya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun