Seandainya kata-katamu mampu merawat ujung percumbuan yang dikawal penjaga pasir dan bebatuan, orkestra ombak akan menawarkan cerita-cerita kecil tentang keinginan para pejuang menemukan kehidupan bersama teriakan semesta dalam puisi-puisimu, bukan puja-puji untuk penguasa yang menertawakanmu.Â
Di tepi benua ini: orang-orang berlomba mengeruk lapis demi lapis kemilau yang Tuhan sengaja berikan sebagai ujian dan pertaruhan. Kerakusan dijamin dalam perjamuan demi perjamuan: menggurita bersama janji kesejahteraan yang sejatinya tak pernah bisa mengalahkan kebaikan samudra raya.Â
Sayangnya, puisi-puisimu menguap dalam sajian lezat di ruang-ruang megah. Tak ada lagi guratan-guratan waktu di wajah para nelayan yang terus berjuang untuk senyum istri dan anak-anak mereka. Tak ada lagi tembang kinanti para istri di dapur, bersama doa-doa mengalir, memeluk keperkasaan ombak. Tak ada lagi anak-anak merengek ketika ibu mereka tak kuasa memanggil penjual jajan keliling.
Puisi-puisimu membeku bersama kata-kata indah dihaturkan kepada tahta. Â
Pantai Watu Ulo, Ambulu, Jember, 01 Pebruari 2022Â
Kalau bait-bait dari tanah seberang sudah bertutur tentang angin timur, rajutlah kehendak bersama milyaran buih yang menemani perjalanan kecilmu.