Bagi Giroux, jika pedagogi representasional dan pedagogi kritis representasi ditujukan untuk menghadapi tantangan rasisme baru berbasis politisasi identitas dan variannya, para pelaku budaya harus mampu memahami dan mengolah-kembali relasi antara identitas dan perbedaan sebagai bagian dari perjuangan yang lebih luas mengenai institusi dan ideologi yang dirancang untuk memperluas dan memperdalam bentuk demokrasi politik, ekonomi dan budaya yang lebih besar.Â
Perjuangan semacam itu menuntut pemahaman yang canggih agar pekerja budaya dapat mengatasi dinamika produktif, pedagogi, kekuasaan, dan agensi dalam wacana melalui produk representasi yang menceritakan warisan budaya yang mendukung kemungkinan emansipatoris. Selain itu, mahasiswa berkesempatan untuk merepresentasikan diri mereka sendiri; cara yang menunjukkan bahwa mereka dapat membayangkan secara berbeda untuk bertindak sebaliknya.Â
Akhirnya, mereka yang menghubungkan masalah agensi, tanggung jawab etis dan pedagogi representasional harus  secara sadar berada dalam tegangan yang sering diabaikan, antara komitmen politis dan pedagogis . Setidaknya, hal ini menunjukkan bahwa pedagogi kritis representasi dan pedagogi representasional berakar pada politik yang bersifat ideal sekaligus selalu selalu melakukan evaluasi dan kritik dari dalam untuk mengetahui kelemahan.
BACAANÂ
Giroux, Henry A. 1993.  "Living dangerously: Identity politics and the new cultural racism: Towards a critical pedagogy of representation". Dalam Cultural Studies, Vol. 7(1): 1-27.Â
Giroux, Henry A. "A Critical Interview with Henry Giroux." http://www.globaleducationmagazine.com/critical-interview-henry-giroux/.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H