Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Cinta

10 Januari 2022   14:14 Diperbarui: 10 Januari 2022   17:14 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SURAT CINTA (1)

Tentang kangen yang kau kabarkan kemarin, aku hanya tersenyum sembari melipat tumpukan surat cinta usang. Deretan kata mati dalam rindu menjamur: ritus makna menghilang dalam luka melebur.

Tentang janji yang kau sucikan bersama guyuran air kembang perlahan membusuk pasti dalam dekapan angin: dibawa terbang lalat-lalat hijau mencari dingin.

Tentang surat-surat cinta itu jangan lagi kau tanyakan. Ketika malam hening menghampiri, aku telah melipat mereka dengan rapi lalu pelan-pelan memberikan kepada seorang pemulung. 

Jember, 27 September 2014

SURAT CINTA (2)

Kalau tangismu menuju luka, percayalah surat-surat itu tak mungkin menghibur air matamu. Si pemulung telah menukar mereka: sebuah kehidupan terus disambung.

Kalau dukamu menjadi prasasti, aku tetap di sini tanpa tahu lagi pernah ada tumpukan ciuman bibir dan kalimat manis menggenapi panas kian mengalir.

Aku memang kejam: meremukkan sumpah di antara kemesraan melepaskan tubuh di antara pengembaraan.

Engkau mengharap surat-surat itu abadi, bijak dikenang menjelang senja. Tapi dusta selalu dijaga tumpukan surat cinta mereka membuatmu selalu tersenyum.

Maka, biarkanlah pemulung itu terlelap bersama istri dan anaknya ditemani sisa gulai kambing. Dan, aku kembali menikmati malam
bersama asap terus menyambung.

Jember, 24 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun