Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi-puisi dari Perkebunan Teh Gunung Gambir

7 Januari 2022   04:30 Diperbarui: 7 April 2022   21:24 2639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

batu bata yang membahagiakanmu masih ada: mengabadikan rindu negerimu untuk kesetiaan atas nama kemakmuran. Tembok yang menggerakkan gulden demi gulden ke tanah seberang masih berdiri dalam pelukan semesta, meskipun karat demi karat besi mengutarakan lelah begitu gelisah.

Toean, 

di sini dongeng tentangmu adalah kabut yang datang dan pergi dalam kesedihan dan kegembiraan ketika pucuk demi pucuk daun teh harus meninggalkan tanah tempatnya hidup. Di sini orang-orang masih merindu dongeng yang lebih indah di rumah-rumah yang masih saja mungil dari waktu ke waktu.

Jember, 21 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun