Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu yang Wajar dan Cerita Purnama

2 Desember 2021   06:10 Diperbarui: 2 Desember 2021   08:55 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di sebuah panggung. Foto: Dok. Pribadi

Sahabatku

Aku tulis sajak ini: ketika airmata mulai menetes mencari celah akan ingatan-ingatan lampau. Aku sendiri, kalian sendiri dalam gemerlap kamar tak diam. Ingatan-ingatan itu menerobos ke dalam pori-pori kulit mulai menua.

Kita pasti ingin kembali ke dalam masa-masa itu: ketika kenakalan bukanlah kesalahan; ketika orang tua selalu memaklumi; ketika para guru sesekali memukul dengan penggaris kayu.

Sungguh jauh untuk sekedar kita ceritakan kepada anak-anak. Biarlah sajak ini sekedar menuntun ingatanku: pada sebuah gubuk tempat berteduh yang kini hilang; pada sebatang sooka yang dijaga lelaki tua.   

Jember, 23 Desember 2014


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun