Pengalaman unik yang bisa dirasakan di spot tersebut adalah melimpahnya butir-butir lembut air yang mencumbu wajah dan tubuh kita. Perasaan dimanjakan oleh air dan alam merambati tubuh kita, menciptakan kebahagiaan mendalam. Lagi-lagi, kita bisa merasakan kedahsyatan alam yang tak pernah meminta imbalan apapun.Â
Buat para pengunjung yang ingin berfoto di depan air terjun, sebaiknya selalu waspada. Takutnya ada batang pohon atau rumpun bambu yang terbawa air dari atas.Â
Antrokan dengan segenap keindahannya yang mempesona memang bisa dibilang masih alamiah. Selain jalan setapak, bisa dikatakan tidak ada sentuhan manusia yang mengubah lanskap kawasan ini. Memang, beberapa tahun lalu sepertinya ada gubuk untuk beristirahat yang dibangun di tempat menyebrang. Namun, ketika saya ke sana pada Agustus 2021, gubuk tersebut sudah tidak ada.Â
Selain itu, fasilitas publik seperti toilet, kamar mandi, ruang ganti, dan warung makan juga tidak tersedia. Saya tidak tahu persis alasan mengapa pihak-pihak terkait seperti pemerintah desa, Perhutani, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember tidak bersinergi untuk mengelola Antrokan secara lebih baik.Â
Seandainya fasilitas dasar tersebut tersedia, tentu pengunjung akan mendapatkan kenyamanan. Mereka tentu tidak ragu lagi untuk bermain air sepuasnya karena terdapat kamar mandi dan ruang untuk ganti pakaian. Keberadaan warung tentu saja bisa menjadikan para pengunjung tidak perlu khawatir ketika mereka lapar.Â
Sebenarnya, pengelolaan Antrokan tidak membutuhkan fasilitas mewah. Ketersediaan fasilitas dasar destinasi wisata sudah cukup untuk menjadikan pengunjung betah di sini. Kalaupun ada pengembangan, pihak-pihak terkait bisa melibatkan warga dusun, khususnya kaum muda, untuk ikut mengelola Antrokan.Â
Mereka bisa dilibatkan sebagai juru parkir dan tiket, penjaga kawasan, dan pendamping bagi pengunjung yang membutuhkan bantuan. Warga juga bisa mengelola warung makan yang menyediakan menu khas serta makanan dan minuman pabrikan. Dengan cara itulah, warga bisa mendapatkan nilai tambah dari destinasi wisata Antrokan.Â
Selain itu, para pengelola bisa menawarkan tambahan paket wisata seperti petik buah kopi ketika sedang panen. Pengunjung juga bisa diajak menikmati proses bertani seperti menanam dan memanen padi serta sayuran. Aktivitas tersebut tentu akan memberikan pengalaman baru buat mereka yang belum pernah melakukannya.Â
Terlepas dari keterbatasan fasilitas, Antrokan tetap memberikan kesetiaan untuk membahagiakan manusia, baik para petani maupun para pengunjung. Usaha-usaha pengembangan dan pengelolaan kawasan air terjun ini sudah sepatutnya memperhatikan potensi dan partisipasi warga sehingga mereka juga akan memiliki tanggung jawab untuk keberlanjutannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI