Para pekerja kreatif seperti sastrawan dan sineas bisa menarasikan perjuangan hidup para pahlawan yang tidak butuh ditetapkan oleh Negara itu. Generasi penerus membutuhkan banyak contoh pahlawan, baik yang sudah meninggal atau masih hidup, untuk membangun optimisme di tengah bermacam masalah yang ada. Karya kreatif bisa menjadi medium untuk menyebarkan sosok-sosok pahlawan tersebut.Â
Dengan perspektif pahlawan dalam narasi kecil, warga memiliki kebebasan untuk tidak menghiraukan atau mengabaikan tokoh-tokoh Republik yang dikonstruksi berkontribusi besar, tetapi realitasnya melakukan banyak tindakan yang melanggar HAM maupun merusak lingkungan hidup. Artinya, mungkin Negara mengatakan mereka berjasa, tetapi kalau publik menemukan realitas yang berbeda, tentu memilih pahlawan-pahlawan di level lokal yang benar-benar berjasa akan lebih mulia.
Kalau pahlawan secara tradisional dan konstitusional diresmikan oleh kuasa Negara, pahlawan-pahlawan dalam narasi-narasi kecil ditentukan oleh individu dan komunitas yang merasakan secara langsung kontribusi mereka dalam kehidupan. Artinya, individu dan komunitas juga punya kuasa untuk menentukan pahlawan mereka. Â Dan, tidak ada yang salah dengan itu semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H