Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Sahjan, Telaga Indah di Taman Nasional Meru Betiri

29 Oktober 2021   21:35 Diperbarui: 30 Oktober 2021   17:52 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk beberapa saat lamanya, saya dan kawan-kawan hanya bisa diam, terpesona oleh apa yang kami jumpai. Sebuah telaga kecil yang begitu indah, dengan warna air yang memantulkan hijau dedaunan dari pohon-pohon besar, menyambut kami bersama kicau bermacam burung yang menawarkan orkestra.

Rasanya, kami masih belum percaya, di tengah hutan Meru Betiri terdapat tempat yang begitu indah. Bening air. Rindang pohon. Kicauan bermacam burung. Gemericik suara air dari sumber. Suara angin. Langit biru. Semua menghadirkan komposisi semesta yang bersenandung indah. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Larut dalam komposisi indah tersebut, saya berpikir tentang absurditas penguasa yang mengizinkan pembukaan hutan untuk pertambangan ataupun perkebunan yang merusak keragaman hayati. Yang lebih konyol lagi ketika mereka menyiasati aturan demi melegitimasi kepentingan tersebut. 

Misalnya, menurunkan status sebuah kawasan hutan dari kawasan yang tidak boleh dieksploitasi menjadi kawasan yang memungkinkan dieskploitasi. Ataupun, membuat aturan baru yang memungkinkan eksploitasi pertambangan di kawasan hutan yang dilindungi. 

Mungkin mereka yang memberikan izin tidak tahu cara menghayati keindahan sempurna alam yang bisa dinikmati manusia. Mungkin mereka terlalu rakus sehingga tidak mau tahu bahwa ada kehidupan dan kesempurnaan ciptaan Tuhan Yang Mahapengasih yang dititipkan ke dalam ekosistem hutan. Yang pasti, banyak hutan indah yang memiliki fungsi ekologis harus rusak dan hancur demi ambisi penambahan penghasilan nasional. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Apakah kawasan Taman Nasional Meru Betiri aman dari kerakusan penguasa yang bercumbu dengan pemodal tambang? Belum tentu. Meskipun berstatus taman nasional, Meru Betiri masih belum aman sepenuhnya. Apalagi beberapa kawasan di sekitarnya diidentifikasi mengandung emas yang melimpah. 

Kita bisa belajar dari penurunan status hutan lindung Tumpang Pitu Banyuwangi menjadi hutan produksi sehingga pemodal besar bisa secara leluasa menghancurkan hutan demi mengeruk emas di dalamnya.

Maka, mempertahankan Taman Nasional Meru Betiri memang membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat di kawasan pinggir hutan. Mereka perlu diajak untuk menjaga bersama kelestarian hutan agar mendapatkan manfaat ekonomi. 

Mengelola Sahjan sebagai destinasi wisata merupakan usaha untuk melibatkan warga dalam pengelolaannya agar mereka bisa ikut menikmati keuntungan. Dengan begitu pula, warga akan memiliki tanggung jawab untuk memelihara kawasan Sahjan dan Meru Betiri. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Keindahan Sahjan adalah keindahan paripurna yang hadir di tengah-tengah Meru Betiri. Siapapun yang berhasil mencapai tempat ini, meskipun tidak ada fasilitas mewah, akan merasakan sensasi yang luar biasa. Rasa bahagia yang membuncah karena bisa berjumpa dengan harmoni yang berasal dari dialog indah alam semesta.

Sebenarnya pihak Taman Nasional membuka tempat ini untuk umum, tetapi tidak membuat akses untuk mobil. Pilihan yang tepat tentunya. Jadinya, ya hanya bisa diakses dengan motor atau jalan kaki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun