Kita tidak mungkin menolak masuknya budaya asing ke masyarakat Jember. Apalagi globalisasi dan teknologi internet sudah menjadi kenyataan sehari-hari. Namun, itu semua tidak harus menjadikan kita surut dalam upaya pemajuan kebudayaan bangsa.Â
Selagi masih ada kecintaan, kemauan, dan kekuatan untuk menegosiasikan dan menghadirkan keragaman budaya lokal, pasti akan ada jalan, meskipun tidak mudah. Kaum muda adalah koentji untuk terus melakukan aktivitas budaya. Mereka adalah energi besar yang bisa diperkuat untuk terlibat dalam gerakan budaya yang sesungguhnya, bukan hanya program seremonial yang tidak jelas jluntrungnya.Â
Semangat kekeluargaan dan gotong royong menjadi jiwa bersama bagi semua anggota dan pengurus. Kehadiran kaum muda ini tentu menjadi kekuatan besar yang menyisakan harapan pelestarian dan pengembangan seni dan budaya lokal Jemberan yang sangat beragam. Ketika dinas-dinas terkait tidak jelas kontribusinya, para seniman muda ini sudah bergerak dengan nyata, tanpa basa-basi.
Tentu bukan pekerjaan mudah untuk merangkul kalangan milenial agar mau bergabung dalam jaranan. Mereka adalah generasi yang sudah terbiasa dengan hingar-bingar jagat hiburan modern. Namun, dengan ketelatenan dan kesabaran, mereka mau berlatih bersama. Pengalaman pentas bersama menjadi kebahagiaan yang luar biasa.Â
Apa yang patut diapresiasi adalah kecakapan para seniman muda dalam membina relasi dan kerjasama dengan kelompok jaranan atau paguyuban kesenian lainnya, baik di Jember maupun di Jawa Timur. Upaya memperluas jejaring ini sangat bagus karena selain bisa menambah kawan seperjuangan, para seniman jaranan juga mengasah kreativitas dan kelompok lain. Selain itu, kerjasama dengan kelompok seni lain bisa memperbesar energi perjuangan untuk terus memajukan budaya lokal.
Selain itu, para pengelola KSP juga sadar akan pentingnya dunia Internet dalam penyebarluasan informasi terkait organisasi dan pertunjukan. Kelompok ini memiliki FB, Grup FB, dan aktif di Youtube untuk mengabarkan kepada publik terkait aktivitas mereka.Â
Banyak pihak yang mengkhawatirkan punahnya kesenian rakyat di tengah-tengah perkembangan budaya digital. Banyak aparatus pemerintah yang berkampanye tentang pentignya budaya lokal. Namun, memelihara kekhawatiran dan memperbanyak kampanye tidak akan menyelesaikan masalah kalau tidak ada kebijakan yang berpihak kepada seniman dan komunitas.Â