Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pranata Mangsa, Pengetahuan Musim Tanam yang Mulai Ditinggalkan

18 Juni 2020   22:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   09:30 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang panen, para petani akan menggelar ritual wiwit, selamatan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan serta untuk menghormati bumi dan alam.

Ketika musim panen, para perempuan ikut memanen padi dengan menggunakan ani-ani, semacam pisau kecil yang dipasang di medium kayu dan digunakan untuk memotong batang padi bagian batas. 

Dari kegiatan itulah, para perempuan akan mendapatkan bawon, berupa ikatan-ikatan padi dari pemilik sawah. Dengan bawon itu pula, warga yang kurang mampu bisa bertahan hidup.

Setelah panen padi, para petani akan menyiapkan sawah untuk menanam palawija. Biasanya yang ditanam adalah kedelai atau kacang tanah. Lagi-lagi, para warga yang kurang mampu akan menjadi buruh untuk mencangkul ataupun kegiatan-kegiatan yang lain. 

Bagi para pemilik sapi betina, mereka akan membajak (nyingkal) sawah dari petani yang membutuhkan. 

Beternak sapi menjadi kegiatan lain masyarakat. Selain itu, para petani yang mempunyai lahan tegalan juga akan menanam kedelai, jagung, maupun kacang tanah. Dari akar-akar palawija itulah, tanah akan mendapatkan nutrisi untuk kesuburan. Setelah kedelai biasanya petani akan menanam jagung dan sebagian tembakau.

Masa ini juga dikenal dengan masa istirahat buat tanah sawah sebagai persiapan untuk menanam padi pada musim penghujan. Pada saat hendak panen palawija, para petani akan ngemit, tidur di sawah dengan tujuan agar tanaman mereka tidak diganggu binatang seperti tikus ataupun diganggu manusia yang hendak mencuri. Anak-anak biasanya akan diajak untuk ngemit sawah. 

Pada saat itulah dongeng tentang Dewi Sri ataupun dongeng-dongeng lainnya akan diberikan oleh orang tua mereka, sehingga sejak kecil mereka sudah mendapatkan pemahaman tentang pentingnya alam dan bumi.

Ketika Waduk Gondang Lor di sebelah selatan dusun ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1987, perlahan-lahan pola pertanian mulai berubah. Pada era 1990-an hingga saat ini, pemahaman petani terhadap pranata mangsa mulai berubah. Apa sebabnya? 

Kemelimpahan air dari Waduk Gondang Lor menjadikan mereka tertarik untuk terus menanam padi. Artinya, dalam satu tahun mereka tidak hanya menanam padi sekali, tetapi bisa tiga kali. Siklus pola tanam berubah total. Harga padi yang secara ekonomis bagus mendorong mereka melakukan pilihan itu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Akibat pola tanam yang berubah, para petani harus memberikan nutrisi lebih kepada sawah mereka karena tanaman padi memang membutuhkan lahan yang subur. Bisa ditebak, penggunaan pupuk kimia semakin meningkat dibandingkan masa-masa sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun