Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pranata Mangsa, Pengetahuan Musim Tanam yang Mulai Ditinggalkan

18 Juni 2020   22:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   09:30 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada mangsa ini, pohon randu mulai berbuah, burung-burung kecil—pipit dan manyar—mulai membuat sarang dan bertelur. Petani masih belum bergembira sepenuhnya karena masih menunggu hujan agar bisa menanam padi. 

Mangsa kalima, kondisi meteorologis sama dengan sebelumnya, kecuali curah hujan naik menjadi 151,1%, dengan bintang Banyakangkrem. 

Pohon asam Jawa mulai tumbuh daun muda (sinom), ulat-ulat mulai keluar, tanaman kunyit (kunir) dan gadung bertunas muda. Petani mulai memperbaiki saluran air di sawah, membajak sawah.

Mangsa kanem,  kondisi curah hujan masih sama dengan mangsa sebelumnya, kecuali curah hujan naik jadi 402,2 mm, dengan bintang Gotongmayit. 

Alam menghijau nan indah seolah memberikan kemelimpahan kepada manusia, musim buah-buahan, burung bangau mulai banyak, di parit sawah banyak binatang lipasan. 

Petani bersuka cita, mulai menggarap sawah, menyebar benih padi di tempat pembenihan, khususnya bagi yang menanam padi dengan cara tandur. 

Kondisi metereologis mangsa kapitu adalah sinar matahari 67%, lengas udara 80, curah hujan 501,4, dan suhu udara 26,2 derajat celcius, dengan bintang Bimasekti.

 Air sungai melimpah dan terjadi banjir, penyakit berdatangan—baik penyakit tanaman maupun manusia. Petani menerima dengan sabar karena di balik kondisi alam itu akan muncul rezeki, mereka mulai tandur—menanam benih padi (winih). 

Pada mangsa kawolu, kondisi metereologis sama dengan sebelumnya, kecuali curah hujan turun menjadi 371,8 mm, dengan bintang Wulanjarangirim.
Air sungai masih melimpah, banyak ulat bermunculan di sawah, kucing-kucing mulai kawin. Petani merawat padi, dari menyiangi rumput hingga mengobati hama penyakit. 

Mangsa kasepuluh, sinar matahari 60%, lengas udara 74%, curah hujan 181,6 mm, dan suhu udara 27,8 derajat celcius, bintang Waluku. Padi mulai menua/menguning siap sebentar lagi menuju panen, banyak binatang hamil, burung-burung kecil mulai bertelur dan membuat sarang. Petani menunggu masa panen padi, sedangkan yang mempunyai lahan kering/tegalan mulai menanam palawija.

Mangsa destha, kondisi metereologis tidak jauh berbeda dengan mangsa sebelumnya, kecuali curah hujan menurun jadi 129,1 mm, bintang Tagih.
Burung-burung mulai menetas, burung induk memberi makan anak-anaknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun