Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Museum Holocaust di Sulawesi Utara

9 Februari 2022   16:37 Diperbarui: 9 Februari 2022   16:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Judul sebuah acara talkshow di sebuah tv swasta sangat menggugah selera: geger museum holocaust.......

Sejak awal holocaust diakui oleh bangsa yahudi, muncul juga pengingkaran bahwa holocaust tidak benar benar terjadi.  Tetapi bangsa yahudi dapat menepis semua itu bahkan mampu menyusun daftar nama korban korban holocaust juga nama nama pelakunya. 

Bangsa yahudi juga mampu mengejar para pelakunya, menangkap dan membawa ke pengadilan. 

Di acara talkshow tersebut, 2 orang peserta talkshow menolak berdirinya museum holocaust di Indonesia umumnya dan Sulawesi Utara khususnya. 

Beberapa argumentasi mereka dengan cukup mudah dikonter oleh dua peserta lainnya yang mendukung berdirinya museum holocaust tersebut. 

Perdebatan dimulai dengan argumentasi yang cukup menarik hingga argumentasi yang cukup emosional. 

Salah seorang peserta debat berulang ulang mengatakan bahwa berdirinya museum holocaust bertentangan dengan peraturan dan undang undang yang berlaku di Indonesia walaupun sama sekali tidak menyebutkan undang undang mana yang dilanggar. 

Perdebatan tidak dapat dihindari melibatkan emosi peserta debat sehingga tidak dapat dihindari unsur politik ikut masuk.

2 peserta debat yang menentang berdirinya museum holocaust, bagaimanapun memasukkan sentimen agama dan solidaritas sesama kaum muslim. Ke 2 peserta debat yang menentang berdirinya museum holocaust seakan akan menyatakan bahwa bangsa Israel/yahudi tidak pantas mengaku ngaku mengalami peristiwa holocaust di masa lalu padahal pada masa kini terus menerus menindas bangsa Palestina bahkan menjahah Palestina. 

Jika sentimen politik Israel- Palestina sudah dilibatkan, maka perdebatan tidak akan bisa menemukan persamaan atau persetujuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun