Mohon tunggu...
Metta Karuna
Metta Karuna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswata

saya sama sekali bukan seorang penulis, hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

PSSI, Sebuah Kerajaan di Dalam Sebuah Negara

14 Mei 2016   07:01 Diperbarui: 14 Mei 2016   07:56 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menpora sudah mencabut SK pembekuan PSSI , tetapi masalah belum selesai begitu saja,  bahkan masalah (baru)  saja mulai . 

Sejak lama sekali PSSI adalah sebuah federasi yang paling istimewa di negeri ini.   

Pada masa lalu , PSSI seccara langsung maupun tidak langsung adalah penerima dana APBN  dalam jumlah besar sekali .  Tidak ada induk olahraga lain yang diperlakukan "istimewa" seperti PSSI.

Eksistensi PSSI sebagai sebuah "kerajaan"  di dalam sebuah negara berdaulat diperkuat dan "dilegalkan"  oleh aturan main FIFA .   Aturan main tersebut berupa undang undang mutlak yang harus dipatuhi semua federasi sepakbola ,  bahkan negara asal federasi sepakbola tersebut harus tunduk kepada undang undang atau sekedar "statuta"  FIFA .   Sungguh ajaib barang yang namanya "statuta".  Setiap federasi sepakbola (baca"negara)  harus tunduk,  kalau tidak negara tersebut akan dikucilkan ,  baca :  negara tersebut akan dikucilkan dari setiap kegiatan FIFA.  

Sehingga syarat syarat pencabutan pembekuan yang diajukan oleh menpora sungguh lucu atau sungguh berani atau sungguh taktis startegis atau sungguh cerdas.   Menpora (baca:  negara melaui presiden)  ingin ikut campur alias intervensi dalam kegiatan kegiatan PSSI.  

Syarat nomor 1.  Menjamin eksistensi/kehadiran pemerintah dalam tata kelola persepakbolaan nasional yang dilakukan oleh PSSI melalui pengawasan dan pengendalian yang ketat oleh pemerintah.

Syarat nomor 3 .  Mengedepankan ketaatan terhadap hukum nasional .

Kedua syarat lucu ini diperkuat syarat nomor 9 .  Mempercepat diselenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) sesuai yang diharapkan pemerintah dengan tetap memperhatikan Statuta FIFA paling lambat harus dilaksanakan akhir bulan April 2016. 

Menpora (baca:  pemerintah alias presiden)  jelas jelas melakukan intervensi terhadap kegiatan PSSI dan aneh juga ,  FIFA tidak marah marah ?   

Diplomasi kalem Menpora (baca : presiden). 

Ada hal lucu yang memperkuat betapa tindakan menpora hanyalah merupakan keinginan presiden.  

Beberapa waktu lalu seperti yang luas tersiar ,   AG (ketua exco?)  dan wapres JK "menyeret"  menpora ke depan hidung presiden dan "memaksa"  agar mencabut SK pembekuan kegiatan PSSI .  

Kemudian beliau berdua dengan riang menyatakan ke publik bahwa presiden setuju pencabutan pembekuan PSSI .  

Tetapi,  belum kering ucapan beliau berdua,  ternyata menpora menyatakan bahwa itu belum titik,  masih ada koma :  bahwa pencabutan SK pembekuan terhadap kegiatan PSSI harus dengan syarat syarat! 

Penutup :  bagi beberapa pihak ,  FIFA dengan statutanya seakan semacam berhala maha kuasa yang tidak boleh dilanggar sedikitpun .  FIFA adalah badan maha kuasa yang ditakuti negara negara sepakbola sekaligus dibenci diam diam. 

Tetapi tidak demikian bagi menpora (baca: presiden) . 

Kalemnya diplomasi menpora (baca: presiden) !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun