Mohon tunggu...
Deka Lesthari
Deka Lesthari Mohon Tunggu... -

Deka Lesthari\r\nAnak rantau yang sederhana berproses mencapai "sukses"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara Latah Korupsi

28 April 2014   21:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, negara dengan beragam kekayaan dibidang SDA, suku, bahasa, yang didukung dengan teknologi dan kreatifitas dari SDM nya, harusnya bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara yang kreatif dan inovatif, memiliki ciri dan karakternya sendiri.

Tapi kini yang terjadi, Indonesia mengalami suatu penyakit yakni “Latah”. Indonesia latah, ya. Kenapa bisa dikatakan demikian? Pasalnya, Indonesia kini cenderung meniru-niru apa saja dalam segala bidang. Jika ada sesuatu hal yang baru dan dianggap menarik dan menguntungkan baik dari dalam maupun dari luar Indonesia selalu secara bersamaan mengikuti hal-hal tersebut. Indonesia kini kehilangan daya untuk mencipta, berkarya, dan berkreasinya.

Salah satunya dalam hal korupsi. Semua orang kini ikut-ikutan untuk berlomba-lomba mengeruk kekayaan dari jabatannya apapun itu melalui korupsi. Terbukti dari banyaknya pejabat negara yang tersandung kasus korupsi dan dijebloskan ke sel tahanan. Tidak heran jika negara kita kini di diagnosis menderita penyakit latah korupsi. Dalam dunia kedokteran, segala penyakit pastilah ada obatnya. Demikian juga pada Indonesia kita ini. penyakit latah korupsi ini masih bisa disembuhkan sebelum menjadi parah dan membunuh atau mematikan penderitanya (Indonesia). Oleh karena itu, kita sebagai generasi pelurusbangsa, hendaknya lebih cerdik dan ikut berpartisipasi mengontrol dan mengkritik terhadap jalannya pemerintahan yang menyimpang dan merugikan untuk menyembuhkan penyakit berbahaya negara kita. Semoga Indonesia cepat sembuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun