Mohon tunggu...
Aminah
Aminah Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Orang Baik Belum Tentu Baik di Mata Orang Lain

14 Juni 2016   08:39 Diperbarui: 14 Juni 2016   08:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun 2012 kejadian yang tak pernah kami bayangkan terjadi di kampung kami tepatnya di Kabupaten Pidie jaya kecamatan Bandar dua Desa meurandeh Alue.Sebuah kejadian pembunuhan terjadi di gampung kami, ada seorang warga pria yang sangat dikenal oleh orang kampung sangat baik,rajin beribadah tapi tak pernah oleh orang kampung, ternyata dia seorang yang munafik .orang kampung tak pernah menaruh rasa curiga pada pria itu karena pria itu sangat baik di mata warga kampung padahal pria itu sangat biadat kelakuannya karena banyak orang di guna-guna olehnya termasuk keponakan sendiri. 

Pria yang dikenal baik oleh orang kampung adalah seorang dukun yang jahat yang memiliki ilmu hitam. Dukun itu hidup di lingkungan orang kaya semua, Cuma dia yang hidup sederhana karena dia hanya seorang pekerja sebagai tukang pangkas. Hari-harinya kalau kita lihat dia hanya seoranga tukang pangkas tapi di sisi lain dia seorang dukun yang sangat jahat mukin karena kemiskinan membuat dia iri hati pada ke pada tetangga-tetangganya yang rata orang kaya semua. Dukun itu sehari-harinya Cuma tukang pangkas, tapi bermain curang dobelakang orang-orang karna dia menggunakan ilmu hitamnya untuk mencuri uang di toko-toko orang lain.

Pada suatu hari ada orang yang melihat dukung itu sedang membuka laci di toko orang untuk mengambil uang. Orang yang melihat itu tidak pernah memberitahukan kepada orang lain karna dalam pikirannya buat apa memberitahu kepada orang lain karena tidak ada bukti. Hari-hari selanjudnya orang melihat itu menyelidiki dukung tersebut pada akhirnya orang yang melihat itu tau tentang semua apa yang di lakukan oleh dukung tersebut.

Kemudia seletah terjadi peristiwa itu orang kampung banyak sakit-sakitan tapi tidak tau penyakit apa yang diderita oleh orang kampung dan banyak anak-anak kesurupan dan ibu-ibu rumah tangga yang jatuh pinsang. Pada suatu hari terbongkorlah penyeba orang-orang sakit di kampung ternyata itu semua ulah seorang yang selama ini mareka mengangap baik  ternyata dia seorang dukung yang sangat jahat, yang tega melakukan itu semua pada warga kampungnya sendiri termasuk soudaranya juga, dia guna-guna jadi sakit. 

Keesokan harinya tepat pada hari jumat terjadi tragedi naas pada dukung tersebut, pas waktu dukun itu pulang shalat jumat di mesjid dia pulang lewat rumah anak gadis yang guna-guna jatuh sakit. Gadi tersebut memanggil dukun itu dengan sebutan Ayah dukun tersebut sangat terkejut saat mendengar pangilan Ayah dari anak itu. Dukun itu tiba-tiba lari ketakutan dan banyak orang pulang bersama dukun tersebut orang kampung heran melihat kejadian itu, orang kampung heran dengan tingkah laku dukung tersebut mareka bertanya-tanya mengapa dukun tersebut lari. 

Gadi tersebut lari kearah dukun itu dan memeluknya dan orang-orang melihat tingkah laku gadis itu sangat terkejut, kemudian dukun itu melepaskan dan mendorong gadis itu dan orang-orang yang melihat kejadian tersebut sangat terkejut dan lansung mendekat ke arah gadis itu, diantara orang kampung itu ternyata ada abg sigadis tersebut, abg si gadis pun lansung menengdang dukun itu dan dukun itu terjatuh, dan dukun itu bangun kembali dan lansung lari kerumahnya dan gadis itupun mengejar dukun tersebut dan lansung merangkul paha dukun itu, gadis itu pun berkata pada dukun dengan sebutan ayah jangan tinggal kan aku. 

Dukun itun pun menjawab kamu bukan anak ku di depan orang kampung, kata gadis itu pada warga kalau bapak-bapak semua tidak percaya dengan saya coba bapak ambil pecinya dan bapak bakar dan coba bapak-bapak liat apa yang terjadi dipeci ayah saya itu, peci yang dipakai ayah saya itu adalah kotoran manusia kata gadis tersebut.

Kemudian salah satu warga kampung mengambil peci itu dan membakarnya ternyata benar apa yang dikatakan oleh gadis tersebut. Semua orang terkejut melihat kejadian itu, tiba-tiba dukun itu lari dan di kejar oleh orang-orang kampung untuk membunuh dukun itu, tetapi saat dukun itu sampai kerumah dan orang-orang yang mengejar dukun tersebut . kemudian dukun tersebut langsung menyerah dirinya kepada polisi dan polisi pun langung membawa dukun tersebut. 

Tetapi orang-orang berjanji kejadian ini tidak sampai di sini saja kata warga kampung, kata salah satu warga kampung akan kami bunuh kamu dan orang-orang kampung sangat emosi sampai-sampai ada rencana untuk membakar rumahnya, tetapi ada yang mencegah niat warga kampung untuk membakar rumahnya dukun tersebut. Kata pak ketua RT jangan dulu kita bakar rumahnya kita jangan main hakim sendiri. Satu minggu kemudin dukun itu pulang kerumahnya lagi dan orang-orang kampung sudah bersiap-siap menunggu kepulangan dukun tersebut. 

Pas waktu dukun itu pulang warga kampung langsu kerumah untuk membunuhnya, dan dukun itu masuk mobil lagi anaknya dan mau lari ke tempat lain ditengah perjalannya anak dukun itu tidak tau lagi arah untuk membawa mobilnya lagi karena warga kampung sudah ada di jalan-jalan karena anak dukun itu memasukan mobilnya ke dalam menasah yang ada di kampung dan orang-orang kampung mengelilingi mobil dukun itu dan warga kampung menyuruh dukun itu keluar dari dalam mobilnya karena dukun itu tidak mau keluar dari mobilnya, orang kampung semakin emosi dan tidak lama kemudian salah satu dari warga kampung mengambil minyak tanah membakar mobil dukun tersebut, dan dukun itu terbakan bersama mobil yang di tumpangi itu tetapi anak dukun itu keluar sebelum mobil dibakar oleh warga kampung dan akhirnya dukun itu mati di dalam mobil yang di bakar oleh warga kampung dan mayatnya di ambil oleh saudaranya dan dimakam kan di kampung saudaranya karna warga kampung tidak mayat dukun itu dimakamkan di kampung tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun