Mohon tunggu...
Andika Shobirin
Andika Shobirin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

just share, follow ya @dhik_sob\r\njangan lupa kunjungi blog saya \r\n==> dejustice-share.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Uang dan Inflasi

10 April 2015   17:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:17 4999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat Harga – harga dan Nilai Uang

Keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian dapat dipandang dari 2 sisi. Sejauh ini, kita telah memandang tingkat harga sebagai harga suatu jumlah barang dan jasa. Ketika tingkat harga naik,  orang - orang harus membayar lebih untuk membayar barang dan jasa. Sebagai alterbatif kita bisa memandang tingkat harga sebagai ukuran nilai uang. Kenaikan tingkat harga berarti bahwa nilai uang menjadi lebih rendah.

Jumlah Uang yang Beredar, Permintaan Uang, dan Keseimbangan moneter

Satu variabel penting yang mempengaruhi permintaan uang adlah tingkat harga rata – rata dalam perekonomian. Masyarakat menyimpan uang karena uang merupakan alat pertukaran. Tidak seperti aset lainnya, masyarakat bisa menggunakan uang untuk membeli barang dan jasa.

Dalam jangka panjang, tingkat harga keseluruhan menyesuaikan diri dengan tingkat keseimbangan penawaran dan permintaan uang.

Dampak – dampak Injeksi Moneter

Dampak yang akan segera terjadi dari injeksi moneter adalah menciptakan kelebihan jumlah uang beredar. Sebelum injeksi, perekonomian berada pada keseimbangan. Pada tingkat harga yang berlaku, masyarakat memiliki uang sebanyak yang mereka inginkan.

Dikotomi Klasik dan Kenetralan Moneter

Hume dan rekan – rekannya mengemukakan bahwa semua variabel ekonomi seharusnya dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas variabel – variabel nominal yaitu variabel – variabel yang diukur dalam satuan uang. Kelompok kedua terdiri atas variabel – variabel riil yaitu variabel – variabel yang diukur dengan satuan fisis. Pemisahan variabel – variabel ini ke dalam 2 kelompok disebut sebagai dokotomi klasik.

Perubahan jumlah uang yang beredar, menurut hume, mempengaruhi variabel – variabel nominal namun tidak mempengaruhi variabel riil. Ketika bank sentral menggandaka jumlah uang yang beredar, tingkat harga, upah, dan nilai – nilai uang lainnya naik 2 kali lipat. Variabel riil, seperti produksi, lapangan kerja, upah riil dan suku bunga riil, tidaklah berubah. Ketidakrelevanan perubahan – perubahan moneter ini terhadap variabel – variabel riiil disebut kenetralan moneter.

Kecepatan dan Persamaan Jumlah

Velositas uang adalah laju perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain di masyarakat. Untuk menghitung velositas uang kita membagi nilai nominal produksi (PDB nominal) dengan jumlah uang. Bila P merupakan tingkat harga. Y merupakan jumlah produksi (PDB riil), dan M merupakan jumlah uang, maka kecepatannya adalah

V = ( P X Y ) / M

Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang ( M )dikali velositas uang (V) sama dengan harga produksi (P) dikali jumlah produksi (Y). Persamaan di atas disebut persamaan jumlah karena menghubungkan jumlah uang (M) dengan nilai produksi nominal ( P x Y). Persamaan  jumlah menunjukkan bahwa peningkatan jumlah uang dalam perekonomian haruslah dicerminkan pada salah satu dari tiga variabel lain. Tingkat harga harus naik, jumlah produksi harus naik, atau velositas uang harus turun.

Pajak Inflasi

Apabila pemerintah meningkatkan pendapatan dengan cara mencetak uang, hal tersebut dikenal dengan istilah pajak inflasi. Pajak inflasi adalah seperti pajak yang dibebankan kepada setiap orang yang menyimpan uang.

Efek Fisher

Menurut prinsip kenetralan moneter, kenaikan tingkat pertumbuhan uang meningkatkan laju inflasi namun tidak mempengaruhi variabel riil. Penerapan penting dari prinsip ini berhubungan dengan dampak uang terhadap suku bunga. Suku bunga merupakan variabel penting  bagi para ahli ilmu ekonomi makro untuk dipahami , karena suku bunga menghubungkan perekonomian masa kini dengan perekonomian masa depan melalui dampak yang ditimbulkannya pada tabungan dan investasi.

Untuk memahami hubungan antara uang, inflasi, dan suku bunga, ingat kembali perbedaan antara suku bunga nominal dengan suku bunga riil. Suku bunga nominal merupakan suku bunga yang biassa terdapat di Bank.  Suku bung riil menyesuaikan suku bunga nominal terhadap dampak inflasi dengan tujuan agar mengetahui seberapa cepat daya beli rekening akan naik sepanjang waktu. Suku bunga riil merupakan suku bunga nominal dikurangi laju inflasi :

Suku bunga riil = suku bunga nominal – laju inflasi

Dalam jangka panjang dimana uang bersifat netral, perubahan pada pertumbuhan uang seharusnya tidak mempengaruhi suku bunga riil. Suku bunga riil merupakan variabel riil. Supaya suku bunga riil tidak terpengaruh, suku bunga nominal harus menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan pada laju inflasi. Jadi, ketika bank sentral menaikkan tingkat pertumbuhan uang, akibatnya adalah laju inflasi dan suku bunga nominal yang lebih tinggi. Penyesuaian suku bunga nominal terhadap laju inflasi disebut efek fisher.

Beban – beban Inflasi


  • Inflasi tidak mengurangi daya beli riil masyarakat
  • Biaya sol sepatu, sumber daya yang dibuang percuma ketika inflasi mendorong masyarakat mengurangi jumlah uang yang mereka pegang
  • Biaya menu, biaya untuk mengubah harga – harga barang dan jasa
  • Variabilitas harga relatif dan misalokasi sumber – sumber daya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun