Mohon tunggu...
Deisi Daningratri
Deisi Daningratri Mohon Tunggu... Psikolog - Pembelajar yang sedang dan terus belajar

hi! saya pembelajar yang sehari-hari bekerja sebagai Psikolog Klinis di RSCM. Saya ingin menjadikan tulisan saya sebagai wadah belajar dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Kesepian Kini Bukan Lagi Masalah Sendiri

28 Februari 2021   15:48 Diperbarui: 28 Februari 2021   23:10 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan tanda-tanda seseorang mengalami kesepian di masa pandemi Covid-19 menurut Dewi (2021) diantaranya adalah: orang menjadi malas untuk keluar rumah bahkan untuk sekedar keluar kamar, dengan sengaja mengurangi intensitas interaksi dengan orang lain, mengalami penurunan gairah untuk melakukan aktivitas rutin maupun aktivitas baru, mengalami kesulitan dalam berkonsetrasi, menjadi lebih subjektif sehingga mudah tersinggung, dan mudah merasa stres dengan permasalahan sehari-hari misalnya masalah rumah dan pekerjaan.

Apakah dampak negatif dari kesepian?

Sebuah studi menyatakan bahwa semakin besar seseorang merasa dirinya rentan terinfeksi, semakin terbatas pengetahuan orang mengenai virus Covid-19, dan semakin rendah resiliensi seseorang berkaitan dengan meningkatnya rasa kesepian. Kesepian berkorelasi dengan resiko bunuh diri, kematian dini, penggunaan obat-obatan terlarang, resiko munculnya penyakit jantung, dan penurunan fungsi kognitif (Chiao dkk., 2019 dalam Padmanabhanunni & Pretorius, 2020).

Dampak negatif kesepian juga dinyatakan Pond dkk. (2011) dalam penelitiannya. Ia menyebutkan bahwa kesepian terus menerus dapat membuat orang mudah stres dalam kehidupan sehari-hari, terhambat untuk berfungsi secara optimal di lingkungan, lebih mudah terkena sakit fisik, beresiko memiliki tekanan darah tinggi, kurang mau terlibat dalam pola hidup lebih sehat, dan mengalami resiko depresi.

Apakah kesepian harus diatasi?

Ternyata kesepian bukanlah masalah yang patut diremehkan dan dikesampingkan. Rasa kesepian dapat mempengaruhi rasa sejahtera pada diri seseorang yang pada akhirnya berpengaruh pada keadaan kesehatan mentalnya. Dampak terburuk kesepian yang tidak kunjung mendapatkan penanganan adalah munculnya gangguan depresi.

Kesepian bukan sesuatu hal yang mudah diatasi namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilewati

Dalam artikel berikutnya saya akan membahas cara-cara untuk mengatasi kesepian menurut perspektif psikologi.

Sumber Referensi:

Kompas.com 1 dan 2

Dewi, I.A.G.B.P., 2021. Mengatasi Kesepian di tengah Pandemi Covid-19. Diunduh dari RSBM Provinsi Bali

Hammond, C. 2018. Who Feels Lonely? The Results of The World’s Largest Loneliness Study. Diakses dari BBC

Padmanabhanunni, A & Pretorius, T.B., 2021. The Unbearable Loneliness of Covid-19: Covid-19-related Correlates of Loneliness in South Africa in Young Adults. Psychiatry Research, 296 (2021)

Pond, R.S., Brey, J., & DeWall, C.N. 2011. Denying The Need To Belong: How Social Exclusion Impairs Human Functioning and How People Can Protect Against It. Psychology of Loneliness, pp 107-122 (2011). Diunduh dari https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113658

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun