Mohon tunggu...
Deirdre Tenawin
Deirdre Tenawin Mohon Tunggu... -

Instagram : @deirdretenawin

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Boleh Keras Tapi Jangan Kasar

16 Juni 2011   10:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:27 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang terjebak pada istilah pendidikan yang cenderung berkiblat pada ilmu-ilmu formal. Dunia cenderung mematenkan pengertian orang yang berpendidikan sebagai orang-orang yang mendulang tingkat pendidikan formal hingga setinggi mungkin. Akhirnya gelar dan nilai pun menjadi ukuran yang dipakai dalam menentukan kualitas diri seseorang. Ada penyempitan definisi pendidikan yang sesungguhnya. Padahal Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dan sekolah formal bukan satu-satunya wadah dimana kedewasaan itu bisa dibentuk. Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Ciledug adalah salah satu tempat dimana ketrampilan dan kedewasaan dibentuk sekaligus melalui sebuah wadah kegiatan olahraga sepakbola.  Didirikan tahun 1987 oleh Agus Santosa, sekolah ini bertujuan menyiapkan bibit-bibit unggulan yang akan menjadi generasi penerus tim Persikota Tangerang, dan calon-calon professional bola Indonesia yang bukan hanya berprestasi namun juga bermoral tinggi. Ketrampilan sepak bola dilatih mulai dari dasar, sesuai dengan lisensi dari PSSI. Porsi latihan disesuaikan dengan tingkatan kelas berdasarkan level usia. Adapun rentang usia para murid di SSB ini berkisar 7 sampai 23 tahun. Latihan diadakan setiap seminggu tiga kali selama dua jam Setiap kelas diajar oleh asisten pelatih yang berbeda. Setidaknya ada 6 orang asisten pelatih dan 1 pelatih kepala yang mengabdi di SSB Putra Ciledug. Pelatih kepala yang sudah 13 tahun melatih di SSB ini adalah mantan pemain persikota. Namanya Rozali Rizal.  “Kita harus mengembangkan bakat-bakat putera daerah. Agar pemain-pemain daerah muncul,” ungkapnya  ketika ditanya tentang motivasinya menjadi pelatih. SSB Putra Ciledug kini sudah memiliki 200 orang murid. Sudah cukup banyak prestasi lokal maupun nasional yang berhasil diraih. Setiap tahunnya secara rutin mereka mengikuti dua pertandingan yang telah terprogram, yakni yang diselenggarakan oleh Dispora dan Football School Association (FSA). Sayangnya sampai saat ini belum ada dukungan dana dari pemerintah daerah. Bantuan yang diberikan baru berupa penyediaan fasilitas stadion mini Sudimara Barat yang menjadi markas SSB Putra Ciledug. Di samping mengejar prestasi, Rizal juga menuturkan bahwa permainan sepak bola mampu menjaga dan mengurangi kenakalan remaja. Setiap pemain tentunya ingin mencapai target mereka, dan untuk mencapai target itu mereka harus memenuhi tuntutan-tuntutan yang ada. Misalnya untuk punya nafas yang cukup kuat untuk berlari cepat dalam lapangan, mereka harus menghindari konsumsi rokok. Rizal meyakini bahwa rokok adalah langkah awal menuju narkoba. Menghindari rokok sama artinya dengan menutup kesempatan untuk narkoba masuk dan merusak. Pembentukan mental pemain juga dilakukan dengan membimbing para murid agar tidak mudah emosional. “Instruksi yang diberikan adalah main bola boleh keras tapi gak boleh kasar. Keras itu ngotot. Tapi kalau kasar, gak ada bola, orang dihajar, itu kasar,” Jelas Rizal. Prinsipnya adalah seorang pemain bola harus bisa membedakan antara kasar dan keras. Dalam hal kedisiplinan, pelatih selalu meminta para murid untuk tidur cukup dan makan makanan yang bergizi. Apalagi di musim-musim pertandingan, setiap pemain harus tidur sebelum jam 10 malam dan makan empat jam sebelum pertandingan. Namun Rizal mengaku agak kesulitan untuk mengatur pola makan para murid karena mereka berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Di SSB Putra Ciledug, para murid juga diajarkan untuk berani menerima kekurangan mereka dan menyesuaikan keinginan mereka dengan bakat yang mereka miliki salah satunya dalam hal penempatan posisi pemain. “Misalnya dia mau jadi pemain sayap. Syarat menjadi pemain sayap itu larinya harus cepat, sedangkan dia gak bisa lari cepat. Karena kita tahu dia gak bisa melaksanakan itu, dia punya kekurangan, kita over alih. Kita yang kasih pengarahan. Dia harus menyadari kekurangannya, kita yang sebagai pelatih yang harus bisa mengarahkan,” tutur Rizal. Rizal menegaskan bahwa SSB Putra Ciledug bukanlah sekedar sebuah wadah pembinaan. SSB Putra Ciledug adalah sebuah wadah pendidikan. SSB putra Ciledug tidak hanya membina mereka yang sudah punya dasar kemampuan bermain sepakbola untuk dikembangkan lebih baik lagi, melainkan SSB Putra Ciledug terbuka bagi setiap orang yang ingin belajar bermain sepakbola walaupun belum memiliki kemampuan dasar apapun. Dan itulah yang disebut dengan pendidikan, bukan sekedar membuat yang apa-apa menjadi semakin apa-apa. Tetapi mengubah yang bukan apa-apa menjadi yang apa-apa. (Deirdre Tenawin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun