Mohon tunggu...
Deira FalmeiY
Deira FalmeiY Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kemiskinan di Kota Karnaval

4 September 2024   15:00 Diperbarui: 4 September 2024   15:03 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan? Tentu tidak asing lagi di telinga kita. Hampir diseluruh bagian Indonesia mengalami fenomena ini. Bahkan kemiskinan menjadi masalah kompleks yang terjadi disebagian negara di dunia. Yacoub (2012) berpendapat bahwa kemiskinan adalah masalah mendasar yang dihadapi oleh banyak negara di dunia. Hal ini dikarenakan kemiskinan sangat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pokok manusia sehari-hari. Ketika manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya, maka tidak hanya manusia itu sendiri yang merasa rugi, pemerintah pun ikut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut. Hal inilah yang menjadi sebuah PR dan tantangan bagi negara.

Kemiskinan ialah kondisi seseorang yang tidak memiliki cukup uang, aset berharga, maupun kesempatan untuk hidup yang layak. Seseorang yang berada diposisi kemiskinan ini mengalami serba kekurangan hal penting, contohnya makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan. Bagi Dowling dan Valenzuela, kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Pertama, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan membuat seseorang sulit mendapatkan pekerjaan yang layak. Kedua, minimnya modal seperti tanah atau peralatan juga menjadi kendala. Terakhir, meskipun memiliki kemampuan dan aset, seseorang mungkin tetap sulit keluar dari kemiskinan akibat perlakuan tidak adil atau diskriminasi.

Kabupaten Jember merupakan bagian dari provinsi Jawa Timur. Letak geografisnya terletak pada 11330 --11345 Bujur Timur dan 800 --830 Lintang Selatan. Kabupaten Jember berada di lereng Pegunungan Yang dan Gunung Argopuro yang membentang ke arah selatan. Jember bisa dikenal dengan sebutan Kota Suwar-Suwir. Hal ini dikarenakan suwar-suwir adalah oleh-oleh khas Jember. Terdapat banyak sekali potensi pendapatan yang dimiliki daerah ini, bisa dilihat dari acara besar yang diadakan tiap tahun yaitu penampilan JFC. JFC mengundang banyak wisatawan luar Jember, bahkan luar Jawa sampai luar negeri. Ia sendiri sudah mendarah daging di Jember hingga nama lain kabupaten yang terletak kurang lebih 200 km dari sebelah timur Surabaya ini adalah Kota Karnaval. Dengan adanya acara besar ini, UMKM pun menggunakan kesempatan untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dikala JFC berlangsung. Selain itu, potensi pendapatan lainnya adalah adanya tempat wisata berupa keindahan pantai Papuma dan teluk berbentuk love yang sering menjadi destinasi utama orang-orang yang sedang berlibur di Jember. Dibalik keindahan dan potensi pendapatan Jember yang cukup besar, tidak menutup kemungkinan bahwa pemerintahan Jember juga harus memikirkan faktor yang menghambat kenaikan perekonomiannya salah satu contohnya kemiskinan.

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Jember dari  9,39  persen  pada Maret 2022 menjadi 9,51 persen yang berarti meningkat sebesar  0,12  persen dalam  satu  tahun. Ketika 2022, Jember berada di peringkat 21, sedangkan di 2023 mengalami penurunan menjadi 18 akibat kenaikan persentase penduduk miskin ini. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jember, Akhmad Helmi Luqman mengatakan alasan dibalik meningkatnya presentase penduduk miskin di Jember pada 2023 karena dipengaruhi oleh naiknya standar garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. 

Awalnya pemerintah pusat menetapkan pengeluaran minimal masyarakat miskin dalam sebulan sebesar Rp 400.000 dan sekarang menjadi Rp 440.000. Tentu saja masyarakat miskin terbebaniuntuk memenuhi kebutuhan pokoknya dengan perubahan batas minimal pengeluaran rumah tangga tersebut. Tak hanya masyarakat miskin saja yang kewalahan, masyarakat tingkah menengah pun harus merasakan perubahan itu. Belum lagi  dengan di zaman sekarang yang tiap tahun bahan pokok pasti akan mengalami kenaikan harga. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jember, Akhmad Helmi Luqman juga mengungkapkan bahwa kemiskinan terjadi di usia produktif, rata-rata mereka belum memiliki pekerjaan.

Berdasarkan data time series (2015), daerah yang memiliki kemiskinan tertinggi di Kabupaten  Jember  berada  di  9  kecamatan  dari  total  31  kecamatan. Kebanyakan daerah tersebut posisinya jauh dari pusat Kabupaten Jember, seperti Kaliwates, Patrang, dan Sumbersari. Pada  level  kecamatan  jumlah  penduduk miskin  paling  banyak  berada  di  kecamatan  Sumberbaru  dengan  jumlah  penduduk  miskin sebesar  8.690  jiwa,  di  urutan  kedua  berada  di  kecamatan  mumbulsari  dengan  jumlah penduduk  miskin  sebesar  5.277  jiwa,  di  urutan  ketiga  berada  di  kecamatan  Bangsalsari dengan   jumlah   penduduk   miskin   sebesar   5.202   jiwa. Oleh   karena   itu   dapat   ditarik kesimpulanbahwa tingkat kemiskinan yang ada di Kabaputen Jember cukup tinggi.  Perlindungan sosial kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Angka kemiskinan tertinggi rata-rata jauh dari pusat Kabupaten Jember, seperti daerah Kaliwates, Patrang, dan Sumbersari.

Terdapat banyak solusi untuk menanggulangi kemiskinan ini, dan pemerintahan Kabupaten Jember setidaknya harus menerapkan beberapa strateginya seperti memberikan bantuan berupa uang langsung, membuat kebijakan melindungi masyarakat kurang mampu, program penanganan gelandangan dan pengemis. Terlebih lagi Kota Jember merupakan salah satu kota terbesar di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang yang memiliki kepadatan penduduk dan juga tidak jarang kita melihat gelandangan di pinggir jalan besar, pasar Tanjung, dan pusat perbelanjaan lainnya.  Pemerintah melalui perantara dinas sosial sebenarnya sudah berusaha untuk memberantas isu kompleks ini. 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa kondisi kemiskinan di Jember juga memprihatinkann, Dinas sosial mengambil tindakan berupa pengadaan program pendistribusian kepada fakir miskin, menurut hasil survei dinas sosial faktor terjadinya kemiskinan di suatu daerah karena ditinggalkan/meninggalnya kepala keluarga, tingkat pengangguran yang juga tinggi, minimnya upah, dan lanjut usia. Adanya program ini sangat membantu fakir miskin memenuhi kebutuhan pokoknya tanpa pengeluaran sepeser pun.  Maka dari itu, diharapkan pemerintah cepat tanggap dalam mengatasi masalah ini, kami sebagai masyarakat hanya bisa menunggu tindakan dan juga kebijakan yang dibuat. Sejatinya hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kami tapi juga untuk negara, kami tidak bisa mengabaikan fakta bahwa kemiskinan menjadi salah satu faktor serius  yang menghambat kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun