Mohon tunggu...
Dehya Al fathurizqiyah
Dehya Al fathurizqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saya memiliki hobi, yaitu mendengarkan musik. Mendengarkan musik adalah cara bagi saya untuk bersantai, mengekspresikan diri, dan menemukan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gerakan Perempuan terhadap Ketidaksetaraan Gender dalam Perspektif Global

27 November 2024   12:20 Diperbarui: 27 November 2024   12:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Sejarah Gerakan Perempuan

2. Stereotip Gender

Stereotip mengenai peran gender dapat membatasi kebebasan individu dan menghasilkan ekspektasi sosial yang tidak adil. Misalnya, stereotip yang menghubungkan perempuan dengan peran rumah tangga dapat menghalangi mereka untuk mengejar karir atau melanjutkan pendidikan tinggi.

3. Ketimpangan Pada Aspek Pendidikan Dan Ekonomi

Perempuan cenderung memiliki akses pendidikan yang lebih kecil dibandingkan laki-laki. Ketimpangan pada pendidikan dapat menghambat kemampuan perempuan untuk mewujudkan potensi mereka dan sulit memperoleh kebebasan ekonomi. Tanpa pendidikan yang mencukupi, kesempatan kerja dan pendapatan mereka akan terbatas. Perempuan sering kali menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama, serta mengalami kesulitan dalam mendapatkan posisi kerja yang setara.

Munculnya Gerakan Perempuan

Sumber gambar: Sejarah Gerakan Perempuan
Sumber gambar: Sejarah Gerakan Perempuan

Munculnya gerakan perempuan disebabkan adanya ketidaksetaraan gender yang membuat para perempuan menuntut dan memperjuangkan hak mereka, meminta keadilan dan kebebasan. Gerakan perempuan di seluruh dunia telah bertransformasi menjadi aksi kolektif yang sistematis untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Salah satu instrumen utama dalam gerakan ini adalah Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW), yang menjadi standar internasional dalam memastikan hak-hak perempuan. Agenda pembangunan global seperti Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs) juga mengedepankan kesetaraan gender sebagai salah satu target utama.

Di era modern, kini lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memiliki unit khusus yang membahas persoalan perempuan. Salah satu instrumen internasional yang menjadi tonggak keberhasilan dalam penciptaan instrumen gender internasional adalah Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Woman (CEDAW). Diratifikasi oleh PPB pada 1979, CEDAW   merupakan wujud kesepakatan internasional yang mengafirmasi prinsip-prinsip dasar HAM dan kesetaraan gender. Diharapkan gerakan perempuan ini dapat meminimalisir kesetaraan gender yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun