Sosiologi Hukum, Dosen Pengampu: Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag
Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Deh Lavi (212111267) kelas HES 5G guna memenuhi tugas mata kuliahIDENTITAS BUKU
- Judul Buku: Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial
- Penulis: Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag
- Penerbit: Deepublish
- Tahun Terbit: 2015
- Kota Terbit: Yogyakarta
- Jumlah Halaman: 265 halaman
- Ukuran: 1420 cm
BAGIAN I : AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIALÂ
SUB BAB : RAMADHAN MOMENTUM TAUBAT PEMIMPIN RAKYAT (Hal 15-19)
Dalam sub bab tersebut, penulis memberikan pandangan yang mendalam tentang makna dan pentingnya taubat terutama selama bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah momen yang sangat istimewa dalam agama Islam, di mana umat Muslim di seluruh dunia berpuasa, merenungkan spiritualitas, dan memperdalam hubungan mereka dengan Allah Swt. Bulan suci ini tidak hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan waktu yang sangat berarti untuk memperbaiki diri, memohon ampunan, dan merenungkan perjalanan moral kita sebagai manusia.Â
Melalui referensi sejarah dan kisah Adam dan Hawa, kita diingatkan tentang perjalanan manusia dalam mencari kesejatian hidup dan petunjuk agama. Kisah Adam dan Hawa menandakan suatu babak kehidupan manusia yang berangkat dari religiusitas jatuh pada tindak hewaniah dan mengembara di dunia sebagai pelajaran untuk manusia sejagat. Kemudian tersadarkan kembali untuk meraih hakikat kesejatian hidup dalam bimbingan dan wadah agama yang haq
Pintu taubat disediakan oleh Tuhan sebagai kesempatan bagi mereka yang merasa telah terjatuh dalam dosa dan moralitas yang buruk. Penekanan diberikan pada perlunya kesadaran insaniah dan pemulihan dari kejatuhan. Selain itu, kutipan Al-Quran menunjukkan pentingnya berdzikir kepada Allah dan memohon ampunan atas dosa-dosa.
Pandangan ini juga diterapkan dalam konteks politik, dengan penekanan pada nilai-nilai religiusitas dalam pengambilan kebijakan publik. Pemimpin politik diingatkan untuk mengedepankan kemaslahatan, keadilan, dan nilai insaniah dalam tugas mereka, dengan harapan bahwa taubat politik dapat menyadarkan mereka untuk menjalankan tugas dengan integritas.
Seluruh kalimat tersebut menggarisbawahi pentingnya taubat dan perbaikan diri, baik bagi individu, lembaga, maupun negara. Dalam semua peran dan kapasitasnya, seseorang harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri, menjaga nilai-nilai kemanusiaan, dan berkontribusi pada kesejahteraan sesama, dengan harapan bahwa taubat kita diterima dan penderitaan rakyat dapat teratasi.
KESIMPULAN
Kesimpulan utama dari hasil review ini adalah bahwa taubat dan perbaikan diri harus menjadi aspek integral dalam berbagai lapisan kehidupan, baik pada tingkat individu, lembaga, maupun negara. Semua ini dilakukan dengan harapan bahwa taubat yang tulus akan membawa perbaikan, kesejahteraan, dan manfaat bagi semua pihak. Tulisan tersebut mengajak semua individu, lembaga, dan negara untuk mempertimbangkan tindakan mereka, bertaubat, dan berusaha untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H