Sakit tidak bisa di duga datangnya , saku sedang cekak alias ngga ada duit, atau sebaliknya, lagi ada duit. Namun, tetap saja, patut ditebak, kedatangannya tidak diharapkan. Amat sangat dihindarkan. Tapi sayang, yang namanya sakit barangkali tak ubahnya rejeki atau maut, dan juga jodoh, menjadi salah satu rahasia Tuhan.
Sakit, payah atau sebaliknya, sekedar demam atau pilek misalnya, acapkali datang tanpa di duga.
Itu sebabnya ketika pemerintah meluncurkan BPJS Kesehatan kami sekeluarga mengikutinya, menjadi peserta BPJS mandiri alias bayar sendiri. Tidak dibayarkan pemerintah.
Waktu itu pemikiran kami sederhana saja atawa simpel, berdasarkan pengalaman yang kami alami.
Saya memiliki 3 (tiga) anak lelaki, anak pertama dan kedua beberapa kali pernah mengalami sakit yang..., hingga harus di rawat di rumah sakit. Tentu saja, karena di rawat di rumah sakit swasta, memerlukan uang yang tidak sedikit.
Terakhir ketika anak ketiga, Haikal, harus di operasi mata, karena terkena virus katarak, padahal waktu itu Haikal baru berumur 1,8 tahun. Kedua matanya harus di operasi. Tentu saja memerlukana dana yang tidak sedikit, meski dilakukan di rumah sakit negeri, RS Cicendo Kota Bandung.
Jujur saja, waktu itu, ketika anak harus masuk rumah sakit, selain cemas dengan keadaan anak juga khawatir dengan biaya yang mesti dikeluarkan. Meski senantiasa diingatkan orangtua ; kesehatan serta keselamatan anak itu nomor satu, uang mah gampang di cari.
Begitulah, tetap saja rasa cemas merayapi hati. Dari hari ke hari, sambil menghitung hari, saya juga menghitung-hitung uang di saku. Bakal cukupkah ? Jika tidak, cari utangan kemana . Begitulah selalu dan senantiasa ketika belum ada program BPJS.
Ituah sebabnya ketika program BPJS diluncurkan pemerintah, buru-buru saya daftar. Waktu itu, kalau tidak salah bulan April 2014. Hanya satu hari kartu kepersertaan program BPJS kesehatan saya dapatkan. Saat itu kantor BPJSÂ Cimahi masih berada di Perumahan Kota Mas, Cimah, Jl. Kolonel Masturi.
Alhamdulillah, kartu sakti itu sudah memberikan rasa aman kepada keluarga kami.
Paling tidak, kami tidak lagi waswas lagi jika hendak di rawat di rumah sakit.