Atau apakah kenangan bisa membuat kita kehilangan kewarasan, menumpulkan segala yang pernah kita bangun dengan susah payah?
Risau selalu membuat kita gugup. Begitu juga kesendirian.
Ya ! Kelenggangan itu selalu membuat kita cemas .
"Aku tak pernah menyesal mencintaimu," katanya sendu. Meneguk kopi perlahan. Matanya nanar memandang keluar jendela. Kami masih seperti bayi yang baru lahir ke dunia. Angin mengirimkan gigil hingga ke jantung. Ada selembar daun jatuh. Karena takdir, atau karena angin yang gugup melihat kenangan yang tak juga sudah.
Kenangan yang tak sudah! Ya, sekali terpeleset, seperti candu lalu menjadi ketagihan. Entahlah. Kata-kata seolah menjadi bisa. Ingin sekali menjaga kewarasan, namun acapkali tak berdaya. Sampai kapan? Di pelabuhan mana akan berlabuh? Hanya entah.
Ya, hanya entah !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H